tawuran lagi? (dua delapan)

1.8K 156 10
                                    





"Reza kita otw sekarang," ajak Aladin.

"Kemana?" tanya Reza yang masih fokus dengan ponselnya.

"Tawuran sama anak Aligator."

Reza yang mendengar kata tawuran pun mengangkat kepalanya kemudian menatap Aladin sebentar. Kalau gue ikut tawuran bisa lupa lagi kunci buat bikin dede bayi. Tapi kalau gak ikut tawuran dimana harga diri gue sebagai ketua geng hadeh pilihan yang sulit ini mah, batin Reza berkecamuk.

"Kayaknya gue gak ikut deh."

"Kenapa?" tanya Al.

Reza yang mendengar pernyataan Aladin pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba mencari alasan yang tepat untuk di berikan kepada Aladin.

"Gue punya misi yang lebih menguntungkan dari pada ini."

Aladin yang mendapat jawaban dari Reza pun memicingkan matanya. "Apa? kasih tau gue."

"Rahasia..."

Jawaban Reza tidak membuat Aldin puas. "Ok, lo main rahasiaan sama gue. Gue blacklist sebagai ketua geng baru tahu Lo."

"Yaelah gak peduli gue. Lagian emang gue pernah di anggap sama lo sebagai ketua geng? gak pernah," cibir Reza.

Sedangkan Aladin yang mendengar pernyataan  Reza pun tertawa.

"Hahaha lagian lo itu gak ada tampang sangar gitu jadi ketua geng. Muka fuckboy iya, halunya setinggi langit, ngarep Siti jadi istri. Tapi gak sadar diri punya pacar dimana-mana."

"Hellooo, gue gak halu ya Siti itu emang bini gue! Lagian nih ya. Ketua geng itu sekali-kali harus kaya gue, ganteng, baik, gak  sombong dan rajin menabung, jangan lupa juga, banyak  cewe ngantri di belakang buat jadi istri gue." balas Reza sambil menaikkan dagunya sombong.

Dan jawaban Reza malah dapat pukulan dari Aladin.

"Alah...!" Aladin pun mengibaskan tangan tidak peduli. " Udah deh mending kita otw sekarang Zein sama anak-anak yang lain udah pada nyampe," Katanya, kemudian menyeret paksa Reza untuk ikut.

"Ishh lo apa-apaan sih. Gak ada takut-takutnya sama ketua lo," cetus Reza kemudian melepaskan tangan Aladin yang menyeretnya.

"Gak ada yang perlu gue takutin kalau itu lo,"

"Bangke lo!" teriak Reza mengejar Aladin untuk mendapatkan pukulan darinya.

"Bodo amat ya penting sekarang kita harus pergi."

"Gak bisa gue harus izin dulu sama bini gue!" teriak  Reza mengehentikan langkah kaki Aladin yang makin jauh.

"Ngapain harus izin kita itu mau tawuran bukan perang," ujar Aladin karena Reza begitu repot
Karena tawuran aja harus izin tidak seperti biasanya.

"Emang kita gak akan perang. Tapi kalau gue gak izin yang ada gue perang beneran sama Siti. Lagian gue ini ketua geng jadi lo harus patuh sama gue dan menuruti apa kata gue."

"Enggak!" Aladin pun menggelengkan kepalanya. Jika Reza minta izin terlebih dahulu itu sama saja dengan mengulur waktu. Gak tau aja kalau Zein marah itu seperti apa. Dan Aladin lebih takut kepada Zein ketimbang Reza.

"Harus, setidaknya biarkan gue ngasih nafkah dulu dan melepas kangan sama bini gue."

Dan Aladin yang mendapat balasan dari Reza pun menempuk keningnya. Sepertinya membawa Reza tawuran saat ini tidaklah tepat. Reza tepatnya saat ini di bawah ke rumah sakit jiwa karena halunya sudah kelewat akut.

****

"Siti gue denger kalau Zein sama yang lain mau tawuran tau," beri tahu Sekar.

"Terus hubungannya sama gue apa?" tanya Siti dengan posisinya yang menundukkan wajahnya ke meja dengan bantalan kedua tangannya.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang