kesepakatan (lima tiga)

2.6K 237 64
                                    

*****

"Sayangnya aku, tunggu dong!" Reza mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Siti.

"Kamu percayakan itu bukan punya aku," lanjutnya.

Siti tetap melanjutkan langkahnya ia tidak menggubris penjelasan Reza.

"Yaang kamu mau kemana, aku anterin ya," tawar Reza berjalan ke hadapan Siti.

"Minggir!" Siti mengibaskan tangannya sebagai tanda isyarat agar Reza menyingkir dari hadapannya.

"Aku anterin pulang." Reza memaksa. Kemudian ia menarik tangan tangan Siti untuk masuk ke dalam mobilnya yang masih terparkir di minimarket tadi.

"Gak usah! sebentar lagi saya sampai, jadi terimakasih tawarannya." Siti menghempaskan tangan Reza dan memilih melanjutkan langkahnya.

Akan tetapi Reza yang tidak menerima penolakan, ia langsung saja meraih pinggang Siti sehingga punggung Siti bertubrukan dengan dada bidang Reza.

"Kamu tahu aku itu cowok langka, meskipun jarak rumah kamu hanya tinggal lima langkah, aku tetap nganterin kamu dengan selamat. Jadi ayo istriku, aku antarkan pulang," bisik Rezs tepat di telinga Siti. Posisi keduanya saat ini adalah seperti Reza memeluk Siti dari belakang.

"Saya gak mau pak. Udah lepas!" Siti mencoba melepaskan tangan besar Reza di pinggangnya.

Akan tetapi Reza tidak mendengarkan pendapat Siti. Ia malah menyeret Siti masuk ke dalam mobilnya secara paksa.

"Aku udah bilang. Aku gak nerima penolakan."

Setelah berhasil membawa Siti masuk ke dalam mobilnya. Reza pun tersenyum bahagia.

Sedangkan Siti ia malah menatap Reza horor. Bagaimana tidak ia sudah berusaha menolak untuk tidak di antarkan oleh Reza karena jarak rumahnya yang tidak jauh. Tapi Reza malah terus memaksa, dan lihatlah sekarang. Ketika ia di antarkan oleh Reza menggunakan mobilnya. Sampai lima menit berlalu, ia tidak sampai-sampai di rumahnya.

"Sepertinya mobil bapak bermasalah. Seharusnya saya sudah sampai di rumah sekarang ini," protes Siti ketika Reza membawa mobil seperti siput berjalan. Mungkin masih mending siput berjalan. Tapi Reza sama sekali tidak menjalankan mobilnya.

"Eh sorry yaang. Sebenarnya aku tuh lagi mikirin waktu kita muda dulu pacaran, gimana ya. Sampai se so sweet itu. Sampai Rezvan lahir," kata Reza sambil melirik Siti.

Siti yang mendengar perkataan Reza rasanya Ingin muntah saja. Pacaran? Ia yakin seratus persen jika mereka tidak pacaran. Dan kehadiran Rezvan pasti karena Reza itu kurang ajar terhadapnya. Bisa saja ia di perk*sa atau di jebak. Melihat sikap Reza yang kurang ajar apalagi setelah tadi kepergok membeli k*nd*m. Ia yakin Reza memiliki masa lalu yang buruk.

"Bapak jangan bayangin hal kayak gitu deh. Percaya sekali kalau kita dulu pacaran. Melihat dari sikap anda selama ini pasti saya tebak, jika bapak adalah orang yang sangat brengsek karena telah menghamili saya!" kata Siti menyangkal pemikiran Reza tentang masa lalu mereka karena pacaran.

"Aku yakin yaang, kalau kita pacarannya sangat romantis banget. Pasti aku setia banget sama kamu. Karena sekarang aja aku gak bisa jauh dari kamu."

"Dan aku yakin, aku itu enggak brengsek Yaang. Kalau masalah aku gak ada di samping kamu saat hamil Rezvan itu karena aku amnesia. Kalau aku gak amnesia. Jangankan ngelupain kamu selama ini. Satu detik aja aku pasti gak akan lupa. Pasti inget terus. Secara kamu itu kan narkoba. Berbahaya karena menyebabkan seseorang kecanduan. Seperti aku yang baru pertama kali ketemu kamu langsung candu," gombalnya.

"Udah deh pak. Rezvan udah nunggu es krimnya. kalau bapak masih menahan saya. Rezvan pasti ngamuk karena es krimnya udah cair." Dan perkataan Reza yang terakhir membuat Siti sedikit salah tingkah,
Sehingga ia mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tidak ingin ke bawa perasaan dengan semua kata-kata Reza yang sangat manis itu.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang