baikan (tiga delapan)

1.1K 144 18
                                    

Cerita ini adalah cerita yang paling buruk yang pernah aku tulis. Jadi ada yang mau baca aja sukur.....









Satu bulan telah berlalu kini ujian akhir semester telah di mulai. Ujian kelulusan untuk kelas tiga dan itu termasuk Siti. Ia sudah bekerja keras selama ini belajar dan belajar. Akan tetapi tetap saja perasaannya saat ini tidak tenang ia takut jika nilainya akan turun.

"Siti!" panggil Reza ketika melihat Siti yang baru saja keluar dari kelas. Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional. Makanya hari ini Reza memberanikan diri untuk menemui Siti setelah satu bulan berlalu mereka tak lagi banyak berinteraksi.

Sedangkan Siti yang mendengar namanya di panggil pun mengehentikan langkahnya. Hingga akhirnya Reza pun sejajar dengannya.

"Aku mau bicara sama kamu," ucapnya kemudian menarik tangan Siti dengan lembut.

"Lo mau bawa kemana teman gue." Sekar menghentikan langkah Reza.

"Lo bisa gak gak ngikutin Siti mulu. Risih tau gak," ketus Reza tidak suka.

"Terserah gue dong..."

"Sekar, gue mau bicara sama dia. Lo pulang duluan."

"Tapi..." Baru saja Sekar akan protes. Tapi, Siti sudah terlebih dahulu mengajak Reza untuk pergi.

"Ayo." Reza pun mengangguk. Kemudian ia menatap wajah Siti. Wajah yang sudah lama tidak ia lihat dengan dekat.

"Lo ngapain ajak gue ke sini?" tanya Siti ketika menyadari bahwa Reza membawanya ke sebuah apartemen yang ada di Jakarta.

"Aku udah pernah bilang. Kalau aku gak ngizinin kamu buat ngekos. Tapi kamu malah ngeyel." balas Reza.

"Makanya aku ajak kamu ke sini. Aku mau leluasa bicara sama kamu. Soalnya kalau kita ngobrolnya di luar agak gimana gitu gak leluasa," jelas Reza kemudian ia pun meraih tangan Siti untuk masuk ke dalam gedung.

"Ngapain?" tanya Siti ketika melihat tangannya di genggam oleh Reza.

Dan Reza yang mendengar pertanyaan Siti pun menatap Siti dengan lembut. Dan malah balik bertanya.

"Kamu pernah naik lift gak?"

Siti yang mendapat pertanyaan pernah naik lift atau tidak pun membuang wajahnya ke arah lain.

"Apaan sih," dengusnya tidak suka. Sementara Reza yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Aku pegang tangan kamu sengaja. Biar kamu gak kaget di lift nanti. Ya udah yuk kita masuk."

Ting

Denting lift terdengar dan lift pun terbuka. Siti yang melihat itu pun dengan ragu melangkahkan kakinya masuk kedalam. Dan Reza yang mengetahui ada rasa takut dalam Siti pun langsung saja mendekap tubuh Siti dalam pelukannya.

"Astaghfirullah cumiiii..!" jerit Siti terkejut ketika lift mulai naik ke atas.

"Benerkan kamu kaget," kata Reza sambil mengeratkan pelukannya pada Siti.

"Ihhh apaan sih," Siti yang sadar dengan perkataan Reza pun mencoba melepaskan badannya dari pelukan Reza. Akan tetapi Reza malah menahannya.

"Lepas!"

"Nanti," balas Reza.

"Rezaaa...!" Ucap Siti sambil mendongakkan kepalanya agar melihat wajah Reza.

"Apa? iya aku tau. Aku ganteng biasa aja natapnya kali. Nanti ya kalau kita udah masuk ke dalam puas-puasin natap akunya."

"Apaan sih gak jelas."

Ting.

Lift pun terbuka Siti yang mendengar itu pun langsung melepaskan dirinya dari Reza dengan paksa.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang