obat perangsang (empat puluh)

2.4K 188 32
                                    

Kalau komentar masih next/ lanjut. Aku gak update ya...


"Lo kenapa sih?" tanya Siti ketika melihat ekspresi Reza yang seperti menahan sesuatu. Dan ketika ia akan menyentuh kening Reza yang terlihat berkeringat. Reza langsung saja menghindar.

"Aku gak papa," ucap Reza dengan suara berat karena menahan gejolak yang ada dalam tubuhnya.

Sementara Siti yang mendapat penolakan dari Reza pun tersenyum masam.

"Ya udah gue mau pergi nemuin Sekar dulu," ia memutuskan untuk mencari Sekar.

"Siti!"

Siti yang merasa namanya di panggil pun menoleh ke arah sumber suara tersebut yang ternyata adalah Bima.

"Emm h-ai," sapa Bima.

Dengan gugup, bahkan sampai wajahnya memerah itulah ekspresi wajah Bima ketika berhadapan dengan Siti.

"Hai," balas Siti. Ia mengerutkan keningnya melihat sikap Bima yang terlihat aneh. Persis seperti Reza.

"Ka-mu cantik banget malam ini," puji Bima. Ia menundukkan kepalanya dan memainkan sepatunya ia ketuk-ketuk pada lantai begitu juga dengan tangannya yang ia remas.

"Terimakasih," balas Siti, kemudian ia pun meninggalkan Bima untuk mencari Sekar.

"Kamu mau kemana?" tanya Bima ketika melihat Siti akan meninggalkannya.

"Mau cari Sekar," setelah menjawab pertanyaan dari Bima pun. Siti pun mencari Sekar di tempat makanan adalah tujuannya saat ini. Niatnya ia akan mengajak Sekar untuk pulang bersama. Karena ia tidak ingin pulang bersama dengan Reza. Karena sudah membuat moodnya ancur malam ini.

"Siti!" Namun, lagi-lagi panggilan seseorang menghentikan langkahnya. Kali ini bukan Bima melainkan Aldo.

"Apa!" jawab Siti dengan kesal.

"Ikut gue," dengan terburu-buru Aldo pun langsung saja menarik tangan Siti.

"Apaan sih!" Siti tidak menyukai jika ada seseorang yang memegang tangan apalagi itu adalah cowok.

"Ini gawat Siti. Kali ini lo harus nurut sama gue," Aldo pun menarik Siti ke tempat di mana saat ini Reza berada.

Dan sesampainya di sana Aldo pun mengatakan sesuatu yang membuat Siti bingung.

"Lo harus nolong Reza," ucapnya.

"Gue gak ngerti." Siti menggelengkan kepalanya tidak paham dengan apa yang Aldo ucapkan. Apa yang harus ia tolong. Sementara Reza terlihat baik-baik saja.

"Gini Siti. Gimana ya gue harus ngejelasinnya. Ferdi coba lo jelasin nih," titah Aldo yang sudah panik duluan.

"Kok gue sih. Lagian tinggal bilang apa susahnya sih,"

"Arghh!" erang Reza menghentikan acara diskusi siapa yang akan menjelaskan apa yang telah terjadi dengan Reza.

"Aduh jadi gini Siti. Tadi gue gak sengaja lewat," jeda Aldo.

"Gue lewat-lewat, aduh gue ngeblank," rutuk Aldo.

"Al Lo jelasin napa," pinta Aldo. Kepada Aladin yang malah santai-santai saja.

"Jadi gini Siti. Reza gak sengaja mimum obat perangsang," jelas Fadil

"Terus urusannya sama gue apa?" tanya Siti.

"Jadi lo harus bantuin Reza buat ngilangin pengaruh obat tersebut," timpal Aldo. Menatap Siti dengan cermat.

"Kenapa gue. Kalian juga bisakan. Lagipula gue gak ngerti, emang kalau Reza minum obat perangsang kenapa?" Siti sama tidak mengerti dengan hal yang seperti itu.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang