tespek ( Dua puluh dua )

2.4K 195 31
                                    

****
Karena Reza tidak berhasil membuat Siti merespon panggilannya. Akhirnya Reza pun menyerah dan lebih memilih berbaring di samping Siti.

Sementara Siti sendiri, mulai merasa engap dan juga panas menjalar pada tubuhnya pun sedikit menurunkan selimutnya.

"Hufftt," Siti pun mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan nafasnya terus sampai seperti itu.

"Kamu kenapa?" tanya Reza yang sadar jika Siti sudah membuka selimutnya. Sedangkan Siti yang mendengar suara Reza pun dengan terburu-buru kembali menutup selimutnya. Namun pergerakan Siti kalah cepat dengan Reza.

"Kamu enggak sesak nafas di tutup gitu," Reza pun menarik selimutnya dan melemparnya ke sembarang arah.

Dan Siti yang melihat itu hanya memajukan bibirnya kedepan.

"Jangan di monyong-monyongin bibirnya begitu. Kalau gak mau di cium," kata Reza dan hal itu membuat Siti kesal dan melemparkan bantalnya ke arah Reza dan

Bugh!

Bantal yang di lempar Siti mengenai wajah Reza yang terluka.

"Awss!" ringis Reza sambil memegang rahang sebelah kanannya yang terlihat jelas memar.

Siti yang melihat itu secara jelas pun secara refleks mendekati Reza dan memegang wajah Reza.

"Upss sorry," ujar Siti dengan perasaan  tidak enak karena telah membuat Reza jadi terluka.

"Tanggung jawab yaang," rengek Reza manja.

Siti yang mendengar suara Reza yang merengek manja pun merasa geli sendiri. Dalam hatinya apa benar orang yang ada dihadapannya itu adalah suaminya.

"Iya gue obatin." Siti pun beranjak dari kasur mencari obat untuk mengobati Reza.

"Yaang tiupin terus kasih salepnya pelan-pelan,"
Siti pun menurut dan memberikan salep pada wajah Reza yang memar.

"Udah," kata Siti kemudian memberikan obat pereda sakitnya.

"Makasih yaang," ujar Reza yang dibalas anggukan kepala Siti.

"Mau kemana?" tanya Reza ketika melihat Siti keluar dari kamar mereka.

"Laper!"

"Kamu mau masak?"

"Masak? Emang si mbok gak ada?" tanya Siti, perasaan Siti tadi ia melihat si mbok yang mau ngobatin Reza. Tapi kenapa Reza mengatakan bahwa dirinya mau masak.

"Si mbok aku suruh pulang lebih awal hari ini."

"Si mbok gak tinggal di sini?"

"Enggak. Semua yang kerja di sini kalau sudah beres pekerjaannya akan pulang ke rumah masing-masing," jelas Reza.

Dan Siti yang mendengar itu menganggukkan kepalanya mengerti. Kemudian melanjutkan langkahnya pada tujuan utamanya mencari makanan. Walaupun ada sedikit rasa tidak enak dalam diri Siti. Karena dengan seenaknya melakukan hal ini di rumah orang lain. Tapi mau gimana lagi, Siti kelaparan dan ia tinggal bersama Reza di rumah besar tapi tidak ada penghuninya.

Sedangkan Reza yang mengetahui jika istrinya kelaparan begitu juga dirinya pun mengikuti Siti ke dapur.

"Yaang kamu mau masak apa?" tanya Reza ketika melihat Siti sepertinya sedang mencari sesuatu untuk di masaknya. Dan Reza pun mengikuti apa yang Siti lakukan. Yaitu melihat bahan-bahan yang ada didalam kulkas.

"Sepertinya bahan-bahannya gak lengkap. Gimana kalau kita ke supermarket aja," tawar Reza. Dan Siti yang mendengar itupun menyetujuinya tanpa banyak kata.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang