22: Villain

254 31 19
                                    

Jihyun berjalan bergandengan tangan bersama Taehyun di trotoar jalan pusat kota. Mereka baru saja turun di halte yang tak jauh dari sana selepas menaiki bus untuk pergi ke suatu tempat.

Cuaca sedikit panas hari ini. Untung saja tadi saat turun dari bus, ada orang yang berjualan eksrim di sebuah food truck membuat Jihyun mampir sebentar untuk membeli.

Jihyun melirik Taehyun yang sedang memegang eskrim rasa vanilla yang sama dengannya.

Mereka bergandengan sambil
mengayun-ayunkan tangan dan berjalan dengan ceria, membuat Jihyun terbayang kembali masa-masa pulang sekolah dijemput bundanya dulu saat dia masih kecil. Suasananya persis seperti sekarang, bedanya giliran dirinya yang menjadi orang dewasa disini.

Taehyun terlihat sangat antusias. Begitu polos dan menggemaskan khas anak-anak seusianya. Anak itu adalah mood booster-nya selama tiga hari ini.

Sayangnya hari ini adalah hari terakhir Taehyun bersamanya. Taeyeon dan Baekhyun sudah pulang kemarin malam, dan katanya Taehyun rindu Papanya dan ingin segera bertemu. Walaupun Jihyun sedikit tidak rela tapi mau gimana lagi mereka kan orang tuanya, Jihyun juga akan merasakan hal yang sama jika ada di posisi keponakannya itu.

"Tante masih mau lagi?" Tanya Taehyun saat melihat eskrim Jihyun sudah habis. "Kalo tante mau lagi, tante bisa makan eskrim punyaku. Satu untuk bertiga."

Jihyun menaikkan alisnya, "kok bertiga?"

"Kan sama dede bayi yang di perut." Katanya, menunjuk perut Jihyun yang terlihat menonjol dibalik dress bunga-bunganya. "Kata mama, kita harus baik sama orang yang lagi hamil soalnya mereka bawa satu nyawa di perutnya." Lanjut Taehyun.

Jihyun tergelak, membungkuk sebentar untuk mencubit pipi tembam Taehyun gemas.

"Kenapa kamu lucu banget sih? Kita pulang aja yuk? Kamu nginep di rumah tante semalam lagi mau?"

Taehyun mengigit bibir bawahnya yang belepotan eskrim. Lalu di menggeleng malu. "Aku kangen Papa, jadi kapan-kapan aja aku nginep lagi di rumah tante Jiyun." Dia tersenyum lebar sampai matanya menghilang di telan bumi.

"Yaaahhh, yaudah deh." Ucap Jihyun pura-pura cemberut. Namun setelah itu mereka tertawa bersama sambil melanjutkan perjalanan.

Setelah berjalan cukup lama, mereka memasuki sebuah gedung yang lumayan besar. Mungkin sekitar 5-6 lantai. Jihyun kurang tahu, yang jelas gedung ini sudah dikenal sebagai pusat kesehatan dan kecantikan.

Jihyun menaiki lift menuju lantai 3 tempat dimana Baekhyun menjalankan prakteknya.

Seperti yang diketahui, bahwa Ayah Taehyun ini adalah seorang dokter psikolog yang cukup terkenal.

Biasanya dia lebih sering menerima panggilan untuk menjadi konsultan pribadi dan tak jarang juga menjadi pemateri di beberapa event besar yang diadakan lembaga kesehatan maupun pendidikan.

Memang sesibuk itu bapak satu anak ini.

Lift terbuka di lantai yang Jihyun tuju. Sambil masih menggandeng keponakannya dia mengambil jalan ke arah kanan sambil mengira-ngira semoga dirinya tidak salah arah karena tempat ini adalah tempat kerja Baekhyun yang baru setelah sebelumnya dia bekerja di rumah sakit dan Jihyun baru satu kali berkunjung kesini.

Berbekal arahan Baekhyun lewat pesan yang masuk ke ponselnya, Jihyun terus melanjutkan perjalanannya di sepanjang lorong yang sepi menuju pintu kaca besar di ujung sana tempat ruangan Baekhyun berada.

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang