5: Tetangga

644 65 6
                                    

"Mas!"

Jihyun berlarian dari kamar ke teras rumah untuk menyusul Doyoung yang hampir saja akan pergi dengan mobilnya.

"Ini, ketinggalan." Seru Jihyun setengah berteriak.

Mobil Doyoung yang hampir saja melaju, mendadak berhenti dan sedikit memundurkan mobil tatkala suara istrinya menginterupsi.

Doyoung menepuk dahinya. "Ya ampun, hampir aja ketinggalan."

Jihyun memberikan sebuah map berwarna hijau lewat kaca mobil yang sudah dibuka perlahan.

"Untung aku liat."

"Makasih ya sayang." Jawab Doyoung. "Mas berangkat dulu, hati hati di rumah. Jangan lupa makan dan jangan makan yang aneh aneh!" Titip Doyoung, seperti biasa. Dibalas anggukan patuh dari sang istri.

Kaca mobil itu perlahan naik kembali. Jihyun melambai-lambaikan tangannya saat kendaraan roda empat itu mulai melaju meninggalkan area rumah.

Setelah mobil suaminya menghilangkan dari jarak pandangnya, Jihyun kembali masuk ke rumahnya dengan santai.

Namun sebelum itu, dia melihat tanaman-tanaman di halaman rumah terlihat tampak begitu kering dan layu seperti kurang dirawat dengan baik. Bahkan ada beberapa yang terlihat mati.

Tentu saja. Jihyun baru sadar jika dia tidak pernah menyirami mereka.

Sebenarnya bukan karena tidak suka, justru dia sangat menyukai bunga. Apalagi bunga mawar.

Tapi dia terlalu malas untuk melakukan pekerjaan itu. Padahal tidak ada kesibukan lain.

Sedikit berat hati, tapi disisi lain dia tidak tega melihat tanaman tersebut 'sekarat' jadi Jihyun memutuskan untuk mengambil selang yang tak jauh dari gerbang rumah, kemudian menyalakan keran dan mulai menyirami tanaman di halaman yang tak seberapa besar itu.

Rumahnya tidak terlalu besar, hanya berukuran sekitar 6x9 dengan garasi, dua kamar tidur, satu ruang kerja, dapur beserta kamar mandi, dan lantai atas hanya untuk menjemur pakaian. Cukup lah untuk tinggal berdua.

Jika dibandingkan rumah penghuni lain di komplek ini, rumahnya memang yang paling sederhana sih. Tapi itu tidak menjadi masalah, Jihyun suka dengan tempat tinggalnya.

Jihyun menyirami tanaman demi tanaman dengan telaten.

Tanaman yang layu Jihyun siram dengan air sedangkan yang sudah mati dia singkirkan.

Mungkin setelah ini dia akan membeli banyak tanaman untuk mengganti tanaman lama yang ada. Memperbanyak bunga mawar merah seperti akan membuat halamam rumahnya terlihat cantik.

Gerbang rumah seberang terbuka. Membuat Jihyun mengalihkan pandangannya sebentar ke arah sumber suara.

Dilihatnya, sepasang suami istri yang berjalan beriringan keluar rumah.

Si suami hendak pergi dengan mobil mewahnya diantar sang istri.

Sebenarnya Jihyun sudah sering melihat mereka semenjak kepindahannya di awal pernikahan dua bulan lalu. Namun dia sama sekali belum mengenal orang-orang disini, termasuk mereka yang notabennya memiliki rumah yang jaraknya sangat berdekatan. Hanya beberapa langkah saja bahkan.

Bukan apa-apa. Jihyun belum bisa beradaptasi dengan orang-orang baru, apalagi dia sedikit trauma jika berkenalan dengan seseorang. Yang dia lakukan selama ini hanya diam di rumah menikmati waktu sebagai ibu rumah tangga.

Jihyun mengedikan bahunya pelan. Melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Pekerjaannya hampir selesai dan dia akan mandi setelah ini.

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang