27: Empty

207 31 4
                                    

Hari mulai gelap, suasana kampus semakin sepi. Atau bahkan sudah sepi dan tidak ada orang? Entahlah Doyoung tidak terlalu peduli dengan itu.

Sekarang dia hanya tertunduk lesu di meja kerja yang ada di ruang pribadinya. Memikirkan masalah besar yang selama ini terus menerus menghantui.

"Saya tidak bisa. Ayo hentikan ini." Final Doyoung pada seorang wanita yang duduk di sofa dengan tak kalah lesu.

Wanita itu mendongak, tangannya mendadak bergetar saat kalimat tersebut terlontar dari bibir sang Dosen.

"Pak, saya mohon. Saya gamau di drop out. Ibu saya lagi sakit, dia pasti bakal kecewa dan kesehatannya makin menurun."

"Rumor itu udah mulai kesebar. Saya gak bisa menutupinya lagi selain mengeluarkan kamu, Seonmi."

Wanita yang baru saja dipanggil Seomi itu melebarkan mata. Tiba-tiba dia turun ke lantai untuk berlutut, memohon agar hal itu tidak terjadi.

"Pak..."

"Reputasi kampus lebih penting. Maaf."

"Sekali saja, saya mohon. Setelah itu saya gak akan muncul lagi di kehidupan bapak."

Doyoung membuang nafas kasar. Mengusap wajahnya gusar. Dia juga tidak tahu harus bagaimana.

"Kamu pikir hidup mu saja yang lebih penting? Harusnya kamu tau akibatnya!"

"Lantas kenapa bapak nyuruh saya jangan gugurin bayi ini? Padahal saya udah coba jalan terbaiknya. Tolong... Kali ini saja, jangan keluarkan saya Pak."

"Semudah itu kamu bilang? Bayi itu gak salah apa-apa!"

"Pak.. saya mohon.."

Seonmi memohon dengan sangat. Dia benar-benar sudah kehilangan harga diri di depan dosennya sendiri. Yang paling penting dia harus segera menemukan cara agar dia tidak berhenti mengeyam pendidikan.

Seluruh beasiswa dan juga prestasinya selama ini akan hancur begitu saja.

Terlebih dia adalah satu-satunya anak perempuan harapan ibunya. Jika dia dikeluarkan karena hamil di luar nikah, ibunya pasti akan kecewa padanya. Sangat kecewa.

Seonmi tidak bisa membayangkan bagaimana wajah sedih ibunya saat tahu jika anaknya tidak sebaik yang dia kira.

Sementara Doyoung semakin bingung. Tidak mungkin jika dia terus-menerus menutupi masalah ini dari pihak kampus.

Sebagai wali dosennya, dia juga ingin bertanggung jawab dan mencoba mencari jalan keluar namun ini sudah diluar batas kemampuannya.

Nama baik yang dia pertahankan selama ini pada akhirnya akan sia-sia.

"Saya akan mencari jalan keluar lain. Tugas kamu hanya tutup mulut dan jangan biarkan rumor itu makin tersebar luas."

Satu kali saja. Ini benar-benar yang terakhir. Doyoung berjanji.

•••••

Jihyun menepuk-nepuk bantalnya sendiri sebelum mendaratkan kepalanya disana. Sembari merapal dalam hati, berdoa semoga malam ini dia tidur nyenyak tanpa obat tidurnya.

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang