Kalo ada typo mohon dimaafkan ya, part ini aku nulisnya dadakan:"
Happy reading...
—
"Irene."
Sadar namanya disapa saat masuk, wanita itu reflek memamerkan senyum. Berjalan dengan anggun dan duduk di sofa sebelum sempat dipersilahkan, seolah ruangan itu sepenuhnya miliknya. Namun memang saking sudah akrabnya, dia tak ragu untuk melakukan itu.
"Langsung keliatan bedanya, antara pas jadi dosen sama jadi direktur."
Si pemilik ruangan tertawa ringan, beranjak dari kursi kebesaran yang baru saja resmi menjadi miliknya, kemudian bergabung bersama Irene dengan dua gelas kopi yang disajikan office boy kantor.
"Bedanya cuman gak jalan-jalan aja di depan kelas bahas materi." Jawab Doyoung sedikit tertawa di akhir.
"Gimana hari pertamanya?"
"Cukup menegangkan. Apalagi diliatin tetangga sendiri."
Kalimat 'tetangga' yang dilontarkan itu langsung dihadiahi tawa dari Irene. Entah mengapa itu terdengar sedikit lucu. Bagaimana dua orang yang tinggal berseberangan akhirnya bertemu di satu kantor yang sama sebagai partner, padahal tadi pagi mereka bertemu di gerbang rumah masing-masing.
Pertemuan ini memang direncanakan keduanya sejak Doyoung sudah mantap memenuhi permintaan sang Ayah untuk mengurus perusahaan. Irene yang merupakan salah satu klien yang mengikuti rapat hari ini, diminta Doyoung untuk berkunjung sebentar ke ruangannya. Dia sadar sepenuhnya jika pengalaman memimpin sebuah 'organisasi' masih kurang, dan perusahaan ayahnya ternyata tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja semenjak satu minggu terakhir. Untuk apa memiliki tetangga seorang CEO jika tidak bisa meminta bantuan?
Beruntung Irene memang sebaik itu. Dia bersedia untuk membantu Doyoung sekaligus menjadi investor terbesar yang mengalirkan dana paling banyak diantara partner kerja yang lain.
"Aku yakin dengan kamu ada di posisi ini, Jungkook juga gak akan tinggal diam." Irene menyesap kopinya sedikit. Memulai percakapan ke jenjang yang lebih serius.
"Aku tau."
"Dia diam-diam merencanakan sesuatu, satu minggu lalu Jungkook akuisisi dua perusahaan yang kerjasama sama perusahaan kamu ini."
"Apa?"
"Sebagian besar mereka sekarang dibawah pimpinan Jungkook. Mungkin bentar lagi bakal ada pemutusan kontrak kerjasama, sama kamu Doy."
Doyoung diam. Tapi bukan berarti dia takut. Dia hanya berpikir.
"Beberapa investor juga udah ada yang batalin investasi saham disini dua hari yang lalu, padahal aku lihat kinerja perusahaan selalu bagus saat dibawah pimpinan Ayah setidaknya sampai pergantian ini. Tidak ada pihak yang dirugikan."
"Itu artinya dia sudah mulai bergerak. Kamu cuman perlu jaga istrimu aja, Doyoung. Dari awal Jungkook selalu gunain kamu untuk dapetin apa yang dia mau."
Pria itu menatap lurus, "sebenernya kenapa sih dia sampai melakukan itu? Aku gak habis pikir."
"Emang udah gila dia itu."
"Udah ada hasil? Tentang kasus bunuh diri Seonmi?" Tiba-tiba Doyoung beralih topik.
"Sejauh ini, bener dugaan kamu. Dia gak meninggal bukan bunuh diri."
"Tapi dibunuh?"
Irene mengangguk dengan wajah kalemnya. "Kamu tau kan, apa yang terjadi kalo berurusan sama Jungkook? Aku cuman gak mau ada korban-korban lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married: Our New Life | Kim Doyoung
FanfictionJANGAN DIBACA GAISSS MENDING BACA LAPAK SEBELAH AJA YAAAA WKWKWKKW TT.TT Banyak yang bilang pernikahan itu adalah akhir bahagia dari sebuah perjalanan hidup. Namun pada kenyataannya, pernikahan adalah sebuah titik awal dari segalanya. Meski tidak s...