Long time no see
Jika ada typo dan teman-temannya, mohon dimaafkan
Happy reading y'all
~~~
Doyoung terbangun dari tidurnya yang terbilang cukup singkat. Dia bangkit sembari memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri akibat baru tidur sekitar jam 3 subuh.
Tidak, bukan karena dia terlalu lama 'bermain'. Dia tidak akan setega itu pada sang istri, dimana tubuh wanita yang tengah mengandung biasanya memang lebih cepat lelah dibandingkan dalam keadaan normal. Lagipula Doyoung juga takut membahayakan sang buah hati.
Entahlah, banyak yang Doyoung pikirkan semalam membuatnya tidak bisa tidur nyenyak dan bahkan terus terjaga hingga pagi menjelang.
Pria itu melirik jam dinding yang menempel tepat diatas pintu kamar. Rupanya benda berbentuk bulat itu sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Harusnya di waktu seperti sekarang ini Doyoung sudah bersiap dengan setelan mengajarnya dan pergi ke kampus. Namun sekarang berbeda, dia kini sudah tidak bekerja sebagai dosen lagi, alias menganggur. Yah, bisa dibilang seperti itu.
Doyoung mendesah pelan. Ada sedikit rasa kehilangan dalam dirinya. Mengingat perkejaannya yang satu itu adalah hal yang paling dia sukai sejak lama. Bahkan seluruh waktu dan tenaga yang Doyoung punya, dia dedikasikan untuk menjadi seorang seorang tenaga pendidik yang berkualitas.
Perjalanannya yang panjang harus hancur karena satu masalah yang disebabkan oleh orang tak bertanggung jawab yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan rumah tangganya.
Dia juga belum memiliki rencana lain untuk beberapa waktu kedepan. Kalaupun menjadi dosen di Universitas lain, rasanya itu tidak mungkin mengingat berita yang tersebar tentangnya belum benar-benar bersih dan masih simpang siur diluaran sana.
Sejujurnya bukan Doyoung tidak ingin menindaklanjuti, tapi dia tengah menunggu waktu yang tepat.
Karena masalah yang dia hadapi bukan hanya itu. Jadi sebisa mungkin dia tidak boleh gegabah.
Doyoung harus menghela napas berat untuk kesekian kalinya. Tangan besarnya mengusap wajah sedikit kasar. Lantas menoleh
ke arah istrinya yang masih tertidur lelap disebelahnya.Saat itu juga garis bibirnya terangkat saat melihat wajah cantik nan polos itu tengah terpejam dengan tenang.
Wajah istrinya seperti sebuah obat dalam kegelisahan yang dia rasakan, hingga tanpa sadar tangannya terulur mengelus surai hitam yang sedikit berantakan, menyingkirkan anak rambut yang menghalangi.
Wanita itu sedikit terusik, membuat selimut yang menghalangi tubuh polosnya sedikit tersingkap. Doyoung membenarkan kembali letak selimut itu, kali ini dia naikkan sampai batas leher karena udara yang berhembus melalui celah ventilasi lumayan dingin.
Setelah bergelut dengan pikirannya, Doyoung memutuskan untuk membersihkan diri karena tubuhnya terasa begitu lengket dan tidak nyaman. Walaupun dokter bilang dia baru bisa mandi setelah jahitannya mengering tapi mengingat apa yang dia lakukan semalam, tidak mungkin jika dia tidak mandi.
Hanya memakai celana pendek tanpa atasan, Doyoung turun dari tempat tidurnya. Mendadak kembali meringis saat luka di perutnya kembali terasa sakit.
Omo omo.
Agak sedikit kaget. Padahal kemarin malam dia tidak merasakan apa-apa. Seolah lupa jika dia mempunyai luka yang cukup serius dibagian perut.
Oh, tentu saja. Karena saat melakukan itu, Doyoung sudah kehilangan akal. Perasaan rindu berat menjadi penyebab dirinya semakin menghidupkan insting liar seorang pria. Raganya seakan terbang menjauh hingga ke atas awan, apalagi saat melihat paras cantik sang istri di bawah kuasanya membuat Doyoung begitu—
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married: Our New Life | Kim Doyoung
FanfictionJANGAN DIBACA GAISSS MENDING BACA LAPAK SEBELAH AJA YAAAA WKWKWKKW TT.TT Banyak yang bilang pernikahan itu adalah akhir bahagia dari sebuah perjalanan hidup. Namun pada kenyataannya, pernikahan adalah sebuah titik awal dari segalanya. Meski tidak s...