7: Distance

780 72 9
                                    

Ini versi revisi. Ada sedikit perubahan dari versi sebelumnya. Kalo kalian ada yang mau baca ulang, itu sangat disarankan ya. Tapi engga pun gapapa karena sebagian besar jalan ceritanya tetap sama. Hanya saja ada beberapa bagian yang berubah, ditakutkan kalian nanti bingung^^


Itu saja, mohon maaf jika ada typo dan selamat membaca!

-

Sarapan kali ini terasa begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sarapan kali ini terasa begitu sepi. Jihyun mendadak diam dan mengabaikan Doyoung, padahal pria itu akan pergi ke acara seminar besar yang diadakan di luar kota.

Jihyun masih sedikit kesal dengan berita kepergian suaminya yang terbilang mendadak. Bahkan diberitahu kemarin saat di pesta pernikahan Yeri.

Kini hanya suara dentingan piring dan sendok beradu satu sama lain yang mengisi keheningan. Tidak ada percakapan menyenangkan yang biasa menemani mereka setiap sarapan di meja makan.

Mereka benar-benar saling diam.

Lebih tepatnya Jihyun yang lebih banyak diam.

Jihyun menyelesaikan makannya lebih cepat daripada Doyoung. Pria yang sudah rapi dengan balutan kemeja biru bergaris itu menikmati sarapannya sembari menggulir layar ponsel. Tampak membaca pesan penting, sesekali kepalanya mengangguk.

Sepertinya Doyoung belum peka.

Yah, mungkin itu hal sepele. Tapi tidak bagi Jihyun. Apalagi Doyoung berangkat ke luar kota dimana Sejeong yang juga turut menghadiri.

Siapa yang rela sang suami harus bertemu wanita yang pernah menjadi masa lalunya? Bahkan kemarin saja mereka dengan bebas berkumpul dan bercanda bersama seolah tidak ada rasa canggung sedikit pun.

Tentu saja Jihyun merasa kesal. Tapi sayangnya dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Jihyun membereskan alat makannya ke bak piring kotor untuk dicuci nanti. Dia harus segera mengemas beberapa barang yang tersisa untuk Doyoung bawa hari ini. Walaupun dengan suasana hati yang kurang baik.

Lantas Jihyun pergi ke kamar untuk membawa koper yang berukuran sedang dan satu tas kecil milik Doyoung lalu membawanya ke ruang tamu. Kemudian dia duduk di sofa mulai memikirkan sesuatu.

Doyoung yang sudah selesai dengan sarapannya, menghampiri sang istri yang tengah termenung. Wajahnya ditekuk masam walaupun memang tidak diperlihatkan dengan jelas.

"Mas disana sama temen-temen yang lain kok. Jadi, jangan ngambek ya?" Doyoung tampaknya menyadari perubahan istrinya yang dari kemarin terlihat begitu dingin.

Sebenarnya bukan Doyoung tidak peduli, hanya saja dia bukan tipe orang yang akan terus membujuk seseorang berkali-kali hingga luluh. Untuk itu dia memilih menunggu istrinya mengajak berbicara terlebih dahulu baru membahas apa yang menjadi keluh kesahnya.

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang