4: Confused

707 64 0
                                    

Suasana rumah malam ini sangat sepi walaupun jam masih menunjukkan pukul 7 malam.

Biasanya di jam seperti ini Jihyun pasti sedang menonton drama korea. Tapi kali ini rasanya dia tidak bersemangat untuk melakukan rutinitas malamnya tersebut.

Jihyun kini hanya berbaring gelisah dengan selimut tebal menutup seluruh tubuhnya. Dia masih memikirkan masalah yang sampai detik ini belum selesai.

Sebenarnya, sudah dua hari Doyoung mendiamkannya seperti ini. Dari semenjak malam itu, dia lebih banyak diam dan hanya menjawab seadanya ketika Jihyun bertanya.

Doyoung juga selalu menghindar dan menyibukkan diri di ruang kerja dan tidur saat Jihyun sudah terlelap.

Tapi jika boleh jujur, bukan tidak kesempatan untuk menjelaskan, hanya saja Jihyun yang belum ingin. Dia tidak tahu harus bagaimana untuk membicarakan ini.

Cklek

Pintu kamar terbuka. Sudah pasti itu suaminya, memangnya siapa lagi yang berani masuk ke kamar selain Doyoung.

Jihyun masih diam merenung. Masih menunggungi pintu kamar.

Jika dia tidak berusaha menjelaskan, selamanya akan tetap seperti ini. Tentunya, itu adalah hal yang tidak pernah Jihyun inginkan.

Apalagi mereka baru menikah. Bukannya pengantin baru itu sedang hangat-hangatnya? Kenapa Jihyun malah seperti ini.

Bisa-bisa, baru nikah sudah ditalak.

Astaga, pemikiran macam apa ini.

Jihyun yang daritadi bergelut dengan pikirannya sendiri, perlahan mulai bangun. Menyingkirkan selimut yang daritadi membalut tubuh rampingnya.

Terlihat Doyoung sedang berdiri di depan lemari tempat baju mereka tersimpan. Membuka kancing kemejanya satu per satu lalu menggantinya dengan kaos hitam yang biasa dia pakai.

"Mas gak mau mandi dulu? Biar aku siapin air hangat" Tanya Jihyun, memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Gak perlu." Jawab Doyoung datar.

Kemudian dia beralih membawa berkas kerjaan yang ada di atas meja rias dan bersiap pergi ke ruang kerja.

Jihyun menghela napas pasrah. Hanya dengan diamnya Doyoung, nyalinya sudah ciut duluan.

Namun belum sampai Doyoung meraih gagang pintu, pria itu berbalik.

"Udah makan?" Tanyanya masih dengan wajah tanpa ekspresi. Membuat Jihyun sedikit menaikkan alis.

"Ng? Ah, u-udah." Jawab Jihyun tiba-tiba gugup.

Pria itu tidak merespon lagi. Dia berbalik kembali akan pergi keluar kamar seperti niatnya diawal.

"Mas, aku mau ngomong." Cegah Jihyun. Dia benar-benar memberanikan diri untuk membahas masalah obatnya kemarin.

Doyoung diam selama beberapa detik. Kemudian dia menghela samar.

Kaki panjangnya melangkah kembali ke arah meja untuk menyimpan semua berkasnya. Dia duduk di kursi yang berada di depan meja rias.

Doyoung menatap lurus ke arah istrinya yang kini tengah tertunduk, memainkan ujung selimut.

"Aku... minta maaf." Ucap Jihyun pelan. "Aku gak bermaksud kayak gitu. Bukannya aku gamau punya anak dari kamu. Aku sama sekali gak ada niat kayak gitu mas. Aku berani sumpah."

Jihyun menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Entah mengapa dadaknya terasa sesak.

"Gangguan cemas kamu muncul lagi."

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang