Doyoung bangun lebih pagi dari biasanya. Tadi malam dia tidak bisa tidur karena terus mengkhawatirkan Jihyun yang tiba-tiba demam. Dia terus terjaga sampai matahari mulai menampakkan diri.
Pria itu kini terlihat lebih segar setelah mandi air dingin di pagi hari. Mengenakan kaos putih adidas dibalut hoodie abu kasayangannya dengan celana pendek selutut berwarna krem.
"Kamu gak kerja hari ini?"
Tanpa disadari ternyata Jihyun sudah bangun dari tidurnya. Dia terduduk lesu di atas tempat tidur memegangi kepalanya yang terasa sakit karena menangis semalam. Matanya sembab, wajahnya merah karena efek demam.
Doyoung yang sedikit terkejut lantas menoleh saat mengeringkan rambut di depan cermin besar dekat lemari.
Dia mengulum senyum, kemudian melanjutkan kegiatannya sambil berjalan ke arah istrinya. Duduk di tepi ranjang.
"Hari ini aku mau absen dulu."
"Kenapa?"
"Kamu lagi sakit."
"Aku gapapa kok."
Doyoung berhenti mengeringkan rambut. Melempar handuk kecil ke keranjang pakaian kotor. Kemudian dia menghela samar, hampir tidak kedengaran.
"Kali ini gamau percaya lagi kalo kamu bilang gapapa."
Tangan Doyoung terulur merapikan anak rambut istrinya yang sedikit berantakan karena keringat yang membasahi pelipis.
"Jangan terlalu mikirin perasaan orang lain. Kamu bisa minta aku buat lakuin sesuatu yang kamu mau. Aku itu suami kamu, bukan orang lain."
Jihyun termenung sejenak, lalu mencoba menunjukkan seulas senyum.
Yang dikatakan Doyoung benar. Dia terlalu memikirkan perasaan orang lain dibanding dirinya sendiri. Padahal Jihyun memiliki orang-orang yang selalu ada untuknya tapi dia selalu merasa sendirian.
"Makasih." Ujarnya, pelan. Hampir berbisik.
"Habis ini kita ke dokter. Aku bener-bener pengen tau keadaan kamu dan si kecil yang sebenernya kayak apa."
"Kamu tau gak sih orang lagi hamil tuh makin berisi, ini malah makin menyusut gini. Pipi kamu yang gede itu kemana?"
Mendengar itu Jihyun langsung mendelik, memasang wajah masam.
"Kamu khawatir apa ngeledek deh?"
Doyoung tertawa, "dua-duanya sih."
Sedetik kemudian sorot matanya berubah menjadi sayu. Memikiran istrinya yang pasti sangat tertekan akhir-akhir ini. Tapi dia masih saja berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.
Ting tong!
Suara bel berbunyi mengejutkan mereka berdua.
Jihyun yang sudah beberapa kali pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan dengan bel rumah jadi merasa sedikit was-was. Apalagi di jam sepagi ini.
"Aku buka dulu."
Dengan gerakan cepat, tangan Jihyun mencekal pergelangan tangan suaminya sebentar. Menatapnya gelisah.
"Gapapa, paling paket." Kata Doyoung menenangkan. Kemudian dia pergi ke depan rumahnya, membuka pintu utama dan menemukan sesuatu di bawah pintu.
Sebuah amplop besar berwarna coklat tanpa nama pengirim.
Karena penasaran akhirnya Doyoung membuka isi amplop tersebut saat itu juga. Dia bahkan tidak curiga sama sekali karena dia pikir itu adalah berkas kerjaan yang dikirimkan dari kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married: Our New Life | Kim Doyoung
FanficJANGAN DIBACA GAISSS MENDING BACA LAPAK SEBELAH AJA YAAAA WKWKWKKW TT.TT Banyak yang bilang pernikahan itu adalah akhir bahagia dari sebuah perjalanan hidup. Namun pada kenyataannya, pernikahan adalah sebuah titik awal dari segalanya. Meski tidak s...