32: Blood

276 36 9
                                    

Sudah hampir satu minggu berlalu. Jihyun masih belum pulang dari kediaman orang tuanya.

Sebenarnya Doyoung juga bukan tidak mau berusaha untuk membujuknya pulang, tapi dia hanya ingin membiarkan Jihyun memiliki waktu untuk sendiri dan yang paling penting adalah menjauhkannya dari Jungkook, Si tetangga.

Setelah dia melihat video cctv yang Jaehyun berikan, seketika Doyoung tidak bisa menyembunyikan emosinya saat itu. Bagaimana cara Jungkook menyakiti istrinya dengan begitu kejam benar-benar membuatnya marah besar. Doyoung bahkan sampai merusak laptopnya sendiri saking kesalnya.

Entah darimana Jaehyun mendapatkan itu tapi yang jelas, kali ini Doyoung tidak akan menyerang Jungkook kembali meski dirinya memang benar-benar ingin menghancurkan pria itu sampai mati.

Percuma saja, luka fisik masih bisa sembuh dalam beberapa hari, itu hanya akan membuang waktunya saja. Untuk itu, Doyoung sedang memikirkan cara terbaik untuk membalas pria itu dengan sangat sangat teramat menyakitkan.

Dengan istrinya yang masih di rumah sang mertua, setidaknya memberikan sedikit rasa tenang bagi Doyoung, setidaknya Jihyun aman bersama bundanya dan meminimalisir agar wanita itu tidak mengalami stress berlebihan.

'Jae Calling....'

Doyoung menempelkan ponsel di telinga, tatkala panggilan masuk dari Jaehyun tertera di layar.

"Kenapa?"

"Gue nemuin sesuatu yang bener-bener diluar dugaan Doy." Buka Jaehyun tanpa basa-basi.

"Maksudnya?"

"Jungkook," Jaehyun menjeda kalimatnya sejenak. "Lu harus hati-hati mulai sekarang, dia bukan orang biasa."

"Dia superman?"

Jaeyun mendengus kecil, "serius woi." Kemudian Jaehyun melanjutkan, "kita harus ketemu, ini masalah penting. Jungkook ini bukan cuman manipulatif, tapi dia emang kriminal."

Doyoung mulai menyimak dengan seksama.

"Dia, udah pernah dilaporin beberapakali karena kasus pelecehan dan kekerasan. Tapi kasus itu gak pernah diusut sampai tuntas."

"Dan lu tau kan kalo bapaknya Haechan itu seorang polisi? Dia yang nanganin kasus itu tapi tiba-tiba diberhentiin dari pekerjaannya sehari setelah melakukan investigasi. Itu berarti ada yang ga beres disana."

"Maksud lu, polisi juga disuap?"

"Gue gatau, tapi kemungkinan besarnya iya. Power dia gak main-main."

Doyoung berdecak, dia menyandarkan tubuhnya di kursi ruang kerjanya.

"Pokoknya, jangan kemana-mana. Gue bentar lagi kesana."

"Ya." jawab Doyoung singkat. Dia pusing.

Sebelum Jaehyun menutup panggilan, Doyoung berseru. "Jae."

"Kenapa?"

Doyoung diam sejenak.

"Jihyun... gimana? Apa dia baik-baik aja?"

Jaehyun terdengar mendesah pelan di seberang sana.

"Dia susah makan. Bahkan gamau minum obat." ucap Jaehyun lesu. "Dia... bener-bener gamau hamil Doy. Udah yang kesekian kali gue denger hal itu dari mulut dia."

Doyoung memijit pelipisnya pelan, mendongak menatap langit-langit ruang kerjanya yang sepi.

Dia bingung harus melakukan apa.

"Jae, maaf banget harus ngerepotin, padahal lu sendiri punya keluarga, tapi gue cuman minta tolong buat terus jaga Jihyun selama gue belum bisa ketemu sama dia."

Just Married: Our New Life | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang