DIAMETER ALAM SEMESTA yang bisa kita amati sejauh ini adalah 42 miliar tahun cahaya, sementara luasnya sendiri tak berhingga.Alam semesta terus mengembang dan mengembang sejak peristiwa ledakan besar terjadi. Peristiwa itu tampak salah nama. Big Bang bukanlah ledakan, melainkan peristiwa pemuaian yang terjadi begitu cepat. Tapi, aku sedang tidak mempertanyakan alasan di balik penamaan yang salah itu. Aku hanya sedang memikirkan, di tengah alam semesta yang luas ini, apakah hanya ada satu kehidupan? Apakah hanya ada satu 'aku'?
Aku masih mengurung diri di kamar sejak tadi pagi. Sekarang sudah jam 04.24 sore. Di luar masih terang, tapi aku menutup jendela dan tirai, menyelimuti diriku sendiri dalam keremangan. Selimutku separuh di ranjang, separuh menyapu lantai. Aku masih berada di atas tempat tidur, diam dan nyaris hanya bergerak satu jam sekali. Menutup tirai bukanlah tanpa alasan. Aku telah membiarkannya terbuka sepanjang pagi dan siang. Aku membiarkan diriku melihat ke balik jendela itu. Kau tahu apa yang kudapat? Sesuatu. Sesuatu yang sama sekali tidak kusukai.
Nel dan Mama membersihkan halaman, mencabut rumput-rumput liar, memangkas dedaunan kering, menanam bunga-bunga baru di bawah sana, di taman. Mereka tampak seperti aku dan Mama, dengan versiku yang lebih baik. Karena sepanjang hidup, aku tidak pernah membantu Mama mengurusi taman-taman itu. Selalu ia yang bekerja bersama Papa. Selalu mereka yang kerepotan dan aku yang merepotkan. Tetapi kini tidak lagi. Nel baru itu datang seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan beberapa hari setelah ulang tahunku yang ke-15. Seakan Tuhan berkata, "Selamat! Orang tuamu berhasil merawatmu hingga sedewasa ini. Sekarang menyingkirlah, karena kau tak becus menjadi anak!"
Tentu, tentu saja aku seperti ini bukan karena aku ingin terus menyulitkan Mama dan Papaku. Tapi karena aku memercayai mereka. Aku percaya bahwa mereka akan terus menyayangi dan mencintaiku tak peduli seberapa buruknya aku. Mereka telah membuktikannya. Mereka selalu menjadi orang tua yang sempurna, bahkan hingga sekarang. Tetapi bedanya, kali ini, semua cinta mereka tidak sepenuhnya milikku lagi. Inilah bagian yang paling menyakitkan.
Aku masih belum lupa, ketika mereka selesai beraktivitas, makan di kursi taman berdua, tanpaku. Mama sama sekali tidak memanggilku. Mama membelai rambut Nel baru seperti dia membelai rambutku. Mama tersenyum padanya seperti dia tersenyum padaku. Mama memperlakukan orang itu seolah-olah dia adalah aku, seolah-olah aku yang sebenarnya sudah tiada. Dan tahu Mama bilang apa? Dari gerak mulutnya bisa kudengar, dia bilang, "Mama seneng kamu bisa kembali, Nel. Mama seneng punya anak yang cantik, yang baik seperti kamu."
Itulah bagian terburuknya. Yang baik. Anak yang baik. Mama belum pernah memujiku seperti itu. Mama selalu bilang menyayangiku, tapi tidak pernah mengatakan bahwa aku anak yang baik.
Itulah mengapa aku langsung menutup jendela, menutup tirai, dan diam di sini dalam keremangan, sambil berpikir,
Mama dan Nel palsu sedang apa?
Menonton TV? Menonton The Conjuring yang sempat kami rencanakan namun tidak pernah terputar karena kedatangan Nel palsu itu?
Memasak bersama? Lalu Mama makin menyadari bahwa Nel palsu itu lebih baik dariku, karena aku tidak pernah memasak sama sekali.
Apa yang mereka lakukan?
Mengapa sampai saat ini Mama belum juga mengetuk pintu kamarku?
Sebelum ini, Mama tidak pernah membiarkanku sendirian di kamar selama berjam-jam. Katanya, mereka takut aku kenapa-napa, sebab hanya akulah anak satu-satunya yang mereka miliki. Mama pernah bilang kalau dalam 4 jam saja tidak melihat wajahku, maka ia akan gelisah. Tapi sekarang? Hampir 8 jam kami tidak bertemu dan aku masih belum mendapati satu ketukan pun di pintu. Satu saja. Aku mengharapkannya, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Must Die [On Going]
Mystery / Thriller[Dark Fiction] Nel bertemu dengan orang yang persis sama seperti dirinya, nama dan begitu juga fisiknya. Lalu kehidupannya yang sepi dan tenang berubah gelap dan brutal. Karena ada sesuatu yang amat rahasia telah terjadi di masa lalunya. Nel tidak t...