"DIA LARI KE kolong! Ke kolong!" Rara dengan histeris menunjuk-nunjuk kolong tempat tidur Nel2.Sontak seketika Nel2 langsung berlari ke sisi lain ranjang, mencegat anak kucing yang dipungut Cheryll di jalan sepulang sekolah.
"Meow!" Si anak kucing berwarna cokelat itu mengeong lalu lari dengan amat cepat keluar dari kamar.
"Cher! Cher! Tangkap!"
Cheryll yang berada di ambang pintu kamar terkesiap, panik lebih dulu hingga kedua tangannya cuma bisa menangkap udara. Si anak kucing melesat entah ke mana.
Nel2 mengembuskan napas kasar. Dia tidak pernah mengharapkan ada binatang berkeliaran di rumahnya. Kalau saja Cheryll tidak merengek dan terus bilang kasihan terhadap anak kucing malang nan kotor itu, Nel2 tidak akan membiarkan ia memungut dan membawanya ke rumahnya. Nel2 berharap anak kucing kurus sialan itu tidak berbuat onar, tapi nyatanya lain. Hewan itu tidak bisa diam dan terus keliaran ke sana ke mari dengan cepat seakan ia sedang dikejar predator.
Alhasil sekarang Nel2 dan kedua sahabatnya mesti lari-larian di lorong mengejar kucing itu sambil berteriak-teriak heboh. Cheryll dengan suara cemprengnya membujuk-bujuk kucing itu dengan kalimat-kalimat lembut nan berisik supaya kucing itu mau dengan jinak menghampiri dirinya. Namun jelas gadis populer itu masih amat asing untuk si kucing, sehingga bujukan-bujukan berisiknya tak mampu menjinakkannya. Rara berlari paling cepat di depan dengan tangan menggapai-gapai ekor kucing yang hanya beberapa belas centimeter di depannya, tapi belum juga berhasil ia raih. Sementara itu Nel2 terus merapalkan doa agar si kucing tidak berak. Mampus kalau ada kotoran hewan di rumahnya. Dia tidak memiliki pembantu dan tentu Nel2 tidak akan pernah mau membersihkan kotoran kucing. Berani taruhan sahabatnya pun akan angkat tangan, termasuk Cheryll yang paling peduli terhadap kucing itu.
Ketika mendekati tangga ke lantai tiga, kucing itu melesat ke kolong tangga dan lenyap termakan kegelapan di sana.
"Woi! Woi! Woi! Sembunyi ya lo di sana!" Rara menghampiri kolong tangga.
Namun, Cheryll menyerobot lebih dulu, berjongkok memeriksa keberadaan si kucing. Nel2 yang tidak ada niatan membawa si kucing dengan kedua tangannya ke ruang tengah, tempat mereka nonton, memilih untuk diam sambil menstabilkan napas.
"Kok nggak ada?" Cheryll berdiri keheranan.
"Masa sih?" Nel2 menyuruh Cheryll menyingkir. Ia berjongkok di kolong tangga yang paling rendah.
"Awas nyakar! Tadi gue lihat dia ke sana, kok," kata Rara di belakang.
Nel2 tertegun. Tidak ada apa pun. Tidak ada kucing. Cuma lantai kayu gelap dengan bagian bawah tangga yang juga terbuat dari kayu. Mustahil kucing itu menghilang begitu saja. Nel2 sangat yakin anak kucing itu lari ke sana, sebagaimana ia yakin 1+1=2.
"Ada nggak?" tanya Rara.
Nel2 menggeleng. Tapi tangannya meraba-raba permukaan lantai itu dan di sanalah dia menemukan keanehan. Ada pola persegi samar di sana. Ketika ditekan sedikit saja, bagian itu terdorong ke bawah, menciptakan sedikit celah. Kedua mata Nel2 terbuka lebar. Kucing itu pasti pergi ke sana. Lebih dari itu, di sana pasti ada sesuatu. Pikiran Nel2 tiba-tiba liar, tersambung kembali ke dalam rangkaian misteri rumah ini, misteri kedua orang tuanya, dan misteri mengenai Daniella yang malang atau yah ... Leonora.
Ada apa di dalam sana?
Mungkinkah semuanya saling berkaitan?
"Kenapa, Nel?"
Nel berdiri, menatap kedua sahabatnya. "Gapapa, nggak ada apa-apa, aneh banget."
Rara tiba-tiba ketakutan, "Jangan-jangan ...," jeda itu membuat bulu kuduk Cheryll merinding. "Kucing itu kucing jadi-jadian, bisa ngilang tiba-tiba!"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Must Die [On Going]
Mystery / Thriller[Dark Fiction] Nel bertemu dengan orang yang persis sama seperti dirinya, nama dan begitu juga fisiknya. Lalu kehidupannya yang sepi dan tenang berubah gelap dan brutal. Karena ada sesuatu yang amat rahasia telah terjadi di masa lalunya. Nel tidak t...