🔒23

154 60 33
                                    


Nel2 tidak pernah mengira kalau kotoran kucing semenjijikan dan sebau itu. Gadis itu langsung menutup hidung sambil batuk-batuk. Dia bisa saja meninggalkan bangkai anak kucing dan tahinya itu. Tapi tidak karena di bawah kotoran itu ada sebuah benda perak mengilat yang tak lain adalah kunci.

Nel2 mencari-cari benda apa pun di sekitar untuk mencomot kunci itu agar tangannya tidak menyentuh kotoran. Ia menemukan sarung tangan lateks di kardus perkakas. Sarung tangan itu sudah kusam. Nel2 memakainya, lalu sambil menahan mual ia memungut kunci di sana, membawanya ke wastafel, dan membersihkannya. Sementara bangkai anak kucing itu ia tendang sewaktu ia lewat.

Kran dimatikan. Sarung tangan dibuang. Nel2 mencuci tangannya dengan sabun sebersih-bersihnya sekalipun sesungguhnya kulitnya tidak menyentuh kotoran apa pun. Sebetulnya ia kepikiran untuk membuang bangkai anak kucing itu tapi ia tidak mau repot-repot mengurusinya. Jadi, biarkan saja besok papanya yang turun tangan.

Nel2 berjalan di lorong, mengintip ke ruang kerja. Papa dan Mama sudah tertidur pulas, rupanya. Papa bahkan mendengkur keras. Kepalanya terkulai lemah. Mama tertidur di meja, menelungkupkan kepala. Komputer mereka masih menyala.

Aman.

Nel2 menutup pintu rapat-rapat. Ia kembali mengamati kunci itu. Pastilah benda tersebut bukan benda biasa jika ditaruh di tempat yang tidak biasa. Tapi kunci apakah itu? Bentuknya tipis seperti kunci lemari. Jadi ruangan pertama yang ia periksa adalah kamar orang tuanya.

Kamar itu gelap. Nel2 menyalakan lampu hingga cahaya putih terang tumpah ruah di sana. Pandangannya langsung tertuju ke nakas, meja rias, dan lemari baju. Nel2 menggeledah semuanya, memasukkan kunci-kunci itu ke tiap lubang tapi tidak ada yang cocok. Ia bahkan mencari-cari sesuatu ke seluruh penjuru ruangan, semacam brankas atau apa, tapi ia tak menemukannya. Nel2 menginjak-injak lantai, mencari sesuatu yang aneh, mengecek kolong tempat tidur, tapi ia tak menemukan sesuatu yang menarik. Jadi, ia keluar dari ruangan itu.

Semua lubang kunci di lantai satu dan dua sudah ia coba. Termasuk semua lemari, laci, rak, pintu, bahkan bekas kamar Leonora--yang tentu saja Nel2 tahu nama itu cuma bualan di akta palsu. Tapi Nel2 tidak menemukan lubang yang pas. Nel2 naik ke lantai tiga dan ia masih memperoleh hasil yang sama. Kunci itu, masih belum menemukan pasangan lubang yang cocok. Nel mengutuk kunci itu habis-habisan sambil menyesap sekaleng soda di depan pintu lemari es yang terbuka, tapi kemudian ia berpikir mungkinkah prasangkanya itu terlampau berlebihan? Mungkinkah kunci di tangannya itu sama sekali tidak bermakna lebih dari perannya sebagai kunci peti perkakas yang kurang berguna, tempat papanya menaruh berbagai jenis palu, kunci inggris, dan benda semacamnya yang tak pernah digunakan?

Mungkinkah lubang pasangan kunci itu ada di ruang bawah tanah?

Nel2 terperanjat, menaruh minumannya yang tak habis di kulkas dan membanting pintunya hingga berdebuk pelan. Ruang bawah tanah itu, tempat papanya mengurung Danny yang tampan berhari-hari, bisa-bisanya ia lupakan. Nel2 yakin sesuatu yang paling rahasia dan paling aneh di rumah ini ada di sana. Sesuatu pasti tersembunyi di sana.

Nel2 berlari ke pintu gudang bawah tanah, tapi kemudian kakinya tersangkut karpet hingga ia terjatuh. Kepalanya nyaris saja terbentur ke sudut lemari buku. Nel2 meringis. Andaikan itu terjadi pastilah kulit kepalanya akan robek dan darah pun akan bercucuran, sebab sudut itu begitu tajam. Akan tetapi ketika ia berdiri sambil mengumpat, ia mendapati sesuatu di lemari itu. Sesuatu yang amat tersembunyi di belakang jajaran novel Agatha Christie bersampul usang. Nel2 mengambil salah satu novel bersampul merah, membuat sesuatu tampak. Lubang kunci. Tukang kayu bodoh mana yang menanamkan lubang kunci di dalam rak? Bahkan lubang itu berada di bagian sekat. Tampak sia-sia dan tak berguna. Tetapi Nel2 yakin itu ada artinya.

Nel2 memasukkan kunci yang--entah karena sugesti atau fakta--masih agak berbau kotoran kucing. Satu putaran dan bing!. Bunyi itu kedengaran aneh dan tidak pantas untuk akhir dari kunci yang terbuka di rak kayu tua. Nel2 memperhatikan perubahan apa yang terjadi di rak itu. Tapi tidak ada. Tidak ada apa pun yang terbuka. Semuanya persis sama. Kemudian Nel mendorong rak itu, berharap sesuatu terjadi seperti di film, dan benar! Rak itu terdorong, berotasi pada sumbunya, tepat di tengah-tengah. Nel terus mendorong hingga rak itu berotasi 180°, ikut bergerak dengannya, dan kini ia berada di ruangan lain. Kotak sempit dengan cahaya biru temaram dan satu pintu besi yang kokoh. Pintu itu dilengkapi tombol-tombol angka, meminta sandi pada siapa pun yang ingin membukanya.

One Must Die [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang