"PINTU ATAP MASIH oke, nggak ada tanda-tanda dibobol. Kalian yakin soal kejadian semalam?" Papa berdiri dari jongkoknya. Ketika baru saja bangun dia menerima laporanku dan langsung mengecek semua pintu rumah sambil masih mengenakan piyama. Pintu ke atap inilah yang terakhir.Mama yang sedang berdiri sambil menggigiti kuku menatapku dan Nel.
"Serius," jawabku. "Kita juga denger kaleng jatoh, ya kan?"
Nel membenarkan.
"Kaleng? Jatoh di sana?" Papa menunjuk tangga. "Tapi nggak ada apa-apa."
Memang benar. Tidak ada kaleng atau benda apa pun. Lantai di ujung tangga itu bersih. Tapi, aku tidak kehilangan akal. Aku turun dan mengecek kolong-kolong tangga serta kolong perabotan apa pun yang ada di sana. Lemari pendek, rak, meja sudut.
"Ada?"
Aku yang tengah tengkurap memiringkan kepala ke lantai segera berdiri dan menggeleng putus asa.
"Kalian mungkin salah dengar," kata Papa. "Tapi papa akan panggil tukang buat memperkuat kuncian rumah. Pintu atap ini perlu dipasangi angkur."
.
Boneka kain seorang gadis kecil berkepang dua melayang dan masuk melalui jendela.
Tangan besi mengambilnya, dan meletakkannya di atas kotak berisi peralatan tajam : gunting, pengait, palu, penusuk.
Baju boneka itu diguntingnya, menyisakan tubuh polos telanjang belaka.
Ikatan rambut dilepas, rambut-rambut ditarik hingga tercerabut dari kulit kepalanya.
Matanya yang dari kancing itu dicungkil, menyisakan benang-benang pendek seperti urat yang terputus.
Rahangnya disayat dari pinggir ke pinggir, mengeluarkan dakron putih seakan-akan itu adalah buih dari mulutnya yang robek.
Tangan besi merangsek masuk ke mulut boneka yang hancur itu, mengeluarkan segala isinya sehingga menyisakan kulit kain kosong yang lapuk.
Kakinya digenggam, kepalanya terkulai ke bawah, tubuh kempes itu bergelayutan di udara.
CORALINE.
Aku mematikan televisi. Tayangan itu malah mengingatkanku pada kejadian janggal belakangan ini. CORALINE. Why this movie is so creepy? Mengapa aku merasa bahwa film animasi itu tengah menyampaikan suatu pesan untukku?
Astaga. Tidak. Aku terlalu dramatis. Siapa yang mau percaya bahwa Henry Selick sengaja menulis skenario film berbiaya 60 juta dolar ini hanya untuk mengirimiku pesan tersembunyi? Lucu sekali, tetangga terdekatku bahkan tidak tahu siapa aku.
Aku berbaring di sofa, menunggu Nel dan Mama datang dari minimarket. Papa di kantor, jadi aku sendirian di rumah. Pintu utama sengaja aku buka untuk jaga-jaga kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi. Dalam keadaan normal saja, siapa yang tidak takut ditinggal sendirian di rumah tiga tingkat seluas ini? Apalagi dalam keadaan tidak normal seperti sekarang. Pesan di kamar mandi, lelaki di perahu, suara langkah kaki di tengah malam, dan mimpi aneh itu terus bergantian berkelebat di pikiranku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengenyahkannya. Menggeleng kepala kuat-kuat, memejam, mengucapkan kata-kata penolakan terhadap ingatan itu, tapi tetap saja mimpi buruk sialan itu tidak pergi-pergi.
Sumpah demi apa pun. Aku takut.
Tenang, Nel--Ah, Leonora. Nggak akan ada apa-apa.
Sepertinya aku harus meneguk sesuatu untuk menjernihkan pikiran. Minuman dingin, mungkin. Jadi aku beranjak ke dapur dan membuka kulkas, mengambil sekaleng Nescafe. Tapi, ketika tanganku menyentuh kaleng dingin itu, tiba-tiba aku tertegun. Satu kaleng Nescafe hilang, dan tidak ada yang menyukai minuman itu di rumah ini kecuali aku seorang. Aku yakin betul, harusnya ada empat kaleng yang tersisa. Tetapi, di sini hanya tiga. Degup jantung yang keterlaluan ini membuat otot-ototku lemas. Satu kaleng hilang, satu kaleng jatuh. Artinya, seseorang benar-benar di sini malam tadi. Dan, kalau dia tidak membobol pintu atau apa, artinya, dia ada di rumah ini, bersembunyi entah di mana, entah sejak kapan, dan entah sampai kapan. Bisa jadi--

KAMU SEDANG MEMBACA
One Must Die [On Going]
Misterio / Suspenso[Dark Fiction] Nel bertemu dengan orang yang persis sama seperti dirinya, nama dan begitu juga fisiknya. Lalu kehidupannya yang sepi dan tenang berubah gelap dan brutal. Karena ada sesuatu yang amat rahasia telah terjadi di masa lalunya. Nel tidak t...