Bel

7 2 0
                                    

Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting.

Keheningan malam pecah oleh merdunya irama. Kala mendengarnya, mereka menutup mata. Hati terisi ketakutan, lenyap seketika rasa bahagia.

Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting.

Pemandangan menakjubkan kedip-kedip cahaya melukis cakrawala hingga tampak berseri bak siang hari. Namun jalanan sepi, nihil para saksi. Manusia mengungsi dalam naungan kubah besi.

Ting. Ting. Ting. Ting. Ting. Ting.

Hingga denting balasan tiba. Bukan gema lonceng indah dari seberang samudera antariksa sana. Melainkan gemuruh guntur angkara murka.

Ting. Ting. Ting. Ting. Ting.

Apakah mereka berpikiran serupa?

Kapankah berlalu ini derita?

Akankah kita kembali tertawa bersama?

Sadarkah kalau semuanya sia-sia?

Adakah kedamaian sejati di alam semesta?

Ting. Ting. Ting. Ting.

Oh Akasa, sesungguhnya salah siapa yang memulai orkestra?

Ting. Ting. Ting.

Haruskah lenyap umat manusia?

Ting. Ting.

Siapa pun engkau? Wahai penguasa-penguasa berkuasa jagat buana.

Ting.

Walau harus merangkak, meminta sujud kepadmu, maka saya mohon, hentikanlah simfoni kebinasaan sekarang juga.

....

*** 

LumineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang