“Menyesuaikan posisi.” Novi memacu mesin minor di haluan depan. Nova, bersama korvet dan fregat pengawal memperlambat kelajuan. Membiarkan kapal-kapal penjelajah memimpin formasi paling depan – setidaknya untuk saat ini.
Tak lama berselang, sensor menangkap lompatan gravitasi. Sepasang penjelajah tempur kekaisaran muncul dengan posisi mengambang diam terlebih dahulu, langsung menjadi sorotan utama mayoritas kapten aliansi. Lalu diikuti oleh kapal-kapal lain, jumlahnya banyak sekali. Lis-lis lampu eksterior warna merah menyala perlahan merangkak keluar, bagai ribuan mata makhluk penghuni kegelapan.
Seluruh kapal antariksa kekaisaran muncul dengan posisi berhadapan armada aliansi, namun terbalik.
Kenapa?
Karena tidak ada namanya garis arah universal di angkasa, semuanya relatif. Armada aliansi menggunakan kutub utara Kivyel sebagai poros atas. Sementara, angkatan antariksa kekaisaran entah menggunakan titik acuan yang mana.
“Konfirmasi. Angkatan antariksa kekaisaran selesai melakukan lompatan,” terang Novi.
Makro mengembus, mengusap kilat kepala licinnya. “Mereka akhirnya tiba juga.”
“Seluruh personel, siaga tempur satu! Bersiap!” perintah kapten Lumine.
Kemudian wanita itu berdecak sendiri. Siaga tempur satu artinya si kapten kapal mesti berdiri, bukannya duduk santai menempati bangku komando. Agar lebih fokus.“Aye!” Sahutan serempak awak kapal terdengar.
Sementara, para kru harus segera menyelesaikan persiapan. Baik persenjataan, perlengkapan pendukung hidup, seragam tempur, peranti anti-kecelakaan, dan lain-lain. Tidak ada sebutannya, rehat dalam badai.
Armada telah sempurna membentangkan formasi, menahan gerak maju. Dari awalnya pergi terdiri dari ribuan kapal, sekarang hanya tersisa beberapa ratus unit tempur saja. Karena sejatinya, kebanyakan memang merupakan kapal utilitas dan perbaikan, mereka langsung kembali putar balik ke markas setelah mengurus sisa kapal-kapal armada blokade.
“500.000km, memasuki zona perang jarak jauh!” seru Fristi. “Perintah dari komando armada, memulai inisiasi pertempuran awal!” lanjutnya.
Inisiasi awal adalah tahap dimulainya pertikaian. Menurut hukum perseteruan resmi antariksa, – peraturan pertempuran universal yang disepakati aliansi dan pemimpin tertinggi kekaisaran, Yang Mulia Dewaraja (God King) sendiri – ini sekadar memastikan bahwa armada-armada terlibat setuju, serta memiliki keinginan menghajar orang-orang di kapal sisi seberang mereka. Untuk itu, maka sebuah tanda pembuka acara diperlukan. Mungkin, barangkali saling meludahi satu-sama lain sebelum berkelahi.
“Berapa banyak yang mau anda beri, Kapten?” tanya letnan Roagal.
“Biasa.” Wanita itu tertunduk, menjawab asal. Sesaat menganggap situasi inisiasi seumpama menyumbang untuk hal sia-sia.
“Aye! 100, siap!” sanggup letnan Roagal.
“Ah, tunggu sebentar.” Kapten menaikkan telapak, tangan satunya masih menggenggam peganggan pembatas. Mempertimbangkan akan ucapan sang komodor yang sebelumnya. Kepalanya kembali sejajar mengamati layar jendela pantau bagian depan. “Berikan 200.”
“Aye! 200, siap!” Masih dalam posisi berdiri, sekali lagi lelaki beruban itu mengucap pasti, menyentuh cepat antarmuka stasiun kerjanya.
Mekanisme silo di sekujur struktur lambung Nova segera bereaksi atas perintah tersebut. Pintu-pintu palka berbentuk heksagon terbuka. Siap meluncurkan peluru kendali berpropelan bahan bakar roket.
“Sinkronisasi armada selesai.” Fristi menjentikkan jari. Ia meneruskan arahan kepada Novi.
“Skema ritme peluncuran diterima.” Novi tidak perlu perintah lanjutan petinggi Nova kali ini. Sebab data tersebut berasal langsung dari salah satu kapal komando armada Kivyel. Dia segera mengaktifkan rudal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lumine
De TodoMengisahkan Alistia Lumine. Anggota militer kasta bawah yang selalu dipandang sebelah mata. Salah satu dari sekian banyak anak-anak terlantar korban tragedi masa lampau. Sekarang, menjabat sebagai kapten korvet aliansi. Lumine selalu bermimpi menjad...