Chapter 4 - Cuti Sejenak [Part-7]

2 0 0
                                    

“Selamat siang, Kapten, Kepala SenPer, Petugas MesPer, dan Petugas NavKom,” ucap salah satu kru Nova bergantian mengamati setiap atasan sambil mengangkat hormat.

Keempat petinggi kapal ikut membalas hormat.

Kondisi dok Nova dan beberapa slot di kiri-kanannya sangat sibuk. Ratusan, mungkin ribuan personel baik petugas reparasi maupun petugas keamanan pelabuhan dan kru kapal masing-masing lalu-lalang memenuhi peron metal. Denting peralatan saling beradu, embusan peranti plasma pemotong taktis, ciap miap percik kembang api las, dan desis hidrolik capit-capit mekanik bergerak seakan sedang melakukan pijat perawatan kapal-kapal antariksa aliansi, serta sahutan selayaknya sedang di tengah hutan sendirian dari para teknisi pikun yang lupa kalau mereka punya jalur komunikasi senyap lewat ketikkan jari ikut menambah kebisingan. Panorama kekacauan yang terorganisir dengan baik.

“Selamat siang. Aku butuh laporan!” Perintah Kapten Lumine.

“Aduh!” Seorang petugas reparasi mengutuk selepas menjatuhkan tumpukkan nampan makan metalik juga pelat las yang telah dicungkil dari interior Nova.

Aye! Petugas reparasi masih bekerja melepaskan sisa-sisa tambalan lambung darurat kapal kita, Kapten,” kata kru tersebut coba menahan senyuman.

Kapten Lumine menoleh kepada barisan lengan-lengan angkut bergerak-gerak memindahkan material berat. “Aku bisa lihat itu.”

“Teknisi reparasi hendak menjalankan diagnosis sistem, mengecek mesin dan sistem persenjataan, serta memeriksa kerusakan lanjutan. Namun, mereka belum bisa mulai karena tindakkan tersebut membutuhkan akses data informasi sensitif sistem kita, serta izin menuju area terbatas di Nova. Kami sudah meminta Novi mengirim pesan kepada Petugas NavKom.”

Fristi tersenyum. “Ya, saya sudah menerima pesannya dan berkonfirmasi dengan Novi. Kami bisa memberikan akses data informasi mengenai perlengkapan dan sistem kapal setelah mendapat izin Petugas MesPer.”

Makro menyilangkan tangan ke depan dada. “Aku bisa memberi akses menuju ruangan mesin dan area terbatas lainnya setelah mendapat izin Petugas SenPer.”

“Saya bisa memberikan izin mengecek keseluruhan sistem ofensif dan defensif kapal, tetapi semua keputusan kembali pada Kapten.” Letnan Roagal membenarkan sikap siapnya.

“Aku berikan. Dengan pengawasan ketat tentunya,” ucap Kapten.

Aye!” jawab kru jaga menggangguk.

Kapten Lumine lanjut bertanya sambil memasang ekspresi datar. “Ada lagi?”

Masih ada beberapa hal kurang mengenakkan di dalam rangkuman informasi yang dikirimkan Novi sebelumnya.

“Ya, Kapten. Mereka kelihatannya tidak melakukan jahitan lambung sekunder dan tersier,” bisik awak itu.

“Selamat siang. Apa ada masalah, Kapten?” tanya kepala kru reparasi sambil berjalan mendekat.

“Kau boleh beranjak,” kata Kapten.

Awak Nova yang melapor menghormat. “Aye!” Ia balik badan seraya melangkah pergi untuk meneruskan arahan perintah Kapten dan melanjutkan tugas jaga.

“Selamat siang. Memang ada sedikit masalah. Teknisi kalian tampaknya tidak menjalankan pekerjaan reparasi sesuai prosedur standar aliansi.”

“Saya berani menjamin kalau itu tidak benar, Kapten. Saya akan menyiapkan laporan taktis segera, kalau anda berkenan.”

Kapten membalas tatapan datar kepala kru reparasi menggunakan raut muka tanpa ekspresi standar miliknya. “Kru jaga kapalku melaporkan kalau kalian tidak melakukan jahitan lambung sekunder dan tersier.”

LumineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang