00 | Prologue

679 47 5
                                    

⠀⠀Dering ponsel menginterupsi senyap malam yang sendirian di dalam mobil yang melaju cepat di ruas jalan tepi pantai kota Malibu yang berkelok—menikung curam di tepian tebing yang bersapaan langsung dengan laut jika tanpa pembatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⠀⠀Dering ponsel menginterupsi senyap malam yang sendirian di dalam mobil yang melaju cepat di ruas jalan tepi pantai kota Malibu yang berkelok—menikung curam di tepian tebing yang bersapaan langsung dengan laut jika tanpa pembatas.

⠀⠀Raquel dengan gerakan tergesa-gesa langsung saja mengaktifkan fitur pengeras suara di mobilnya sementara satu tangannya yang basah karena keringat memegang roda kemudi erat. Kakinya yang gemetar terus menginjak pedal gas kuat-kuat.

⠀⠀Beep!!

⠀⠀Keras bunyi klakson berbunyi nyaring ketika mobil Raquel nyaris bertabrakan dengan mobil yang melaju dari arah berlawanan—membuatnya reflek membanting stir tapi beruntung kendalinya masih sepenuhnya padanya.

⠀⠀"Sial."

⠀⠀"Hati-hati, El. Nanti kau bisa—"

⠀⠀"Bagaimana keadaan Ibu ku?" Napas Raquel terengah-engah begitu mengatakannya dengan tidak sabaran. Pipinya terasa kaku karena air mata yang sudah mengering.

⠀⠀20 menit telah berlalu. Dan selama rentang waktu itu, Raquel hanya memikirkan bagaimana isi sebuah pesan masuk yang sebelumnya menginterupsi ponselnya di tengah maraknya dentuman musik yang telah ia nikmati sejak matahari terbenam beberapa jam yang lalu.

⠀⠀Sial. Seharusnya ia memang tidak perlu menghadiri acara sialan itu ketika kekhawatiran meninggalkan Ibu nya sendirian sempat menggerogoti intuisinya tanpa sebab ketika ia akan berangkat jam 7 malam tadi.

⠀⠀Dan lihat, apa yang terjadi? Semua ketakutannya itu memang tidak akan pernah berhenti terkabul.

⠀⠀"Sudah. Tenanglah. Dokter sudah menanganinya. Polisi juga sudah bergerak ke rumahmu untuk menyelidiki—"

⠀⠀"Keadaan Ibu ku!" tuntut Raquel geram. Sama sekali tak peduli apapun itu selain mendengar kabar Ibunya. Bibirnya kembali bergetar menahan desakan tangis yang ingin keluar.

⠀⠀"Tidak terlalu baik." Hembusan napas berat terdengar dari seberang. "Peluru menembus pelipisnya. Tapi jika itu tidak mengenai sesuatu yang penting di otaknya, dokter mengatakan penanganan darinya masih berpeluang menyelamatkannya."

⠀⠀"Oh God..." Raquel tak kuasa lagi menahan isak tangisnya, lekas membekap mulutnya dengan punggung tangan. Dadanya bergemuruh hebat.

⠀⠀Raquel berusaha keras menelan tangisnya sekuat mungkin. Mencengkram rambut kecokelatannya frustasi sementara punggungnya seperti sudah kehilangan tulangnya untuk menopang gemuruh hebat di dadanya.

The Way Time Made USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang