"Kalian mau apa?" tanya Luca seolah perkataan Troy barusan tidak terdeteksi ditelinganya atau mungkin bahkan ia dengar jelas tapi memberi kesempatan agar Troy meralat ucapannya.
"Raquel memutuskan untuk kembali ke apartment-nya. Aku akan mengantarnya malam ini," tukas Troy dengan penegasan.
Luca mengepalkan tangan, menepuk paha lalu berdiri dari kursi tunggal di ruang rapat lantai atas. Hanya ada mereka bertiga dengan Raquel. Ia menatap Troy tidak habis pikir. "Taukah kau konsekuensi dari keputusanmu ini?" tunjuknya pada Troy geram. "Dengan menyetujui keinginan semata tunangan Ruffalo ini, kau membuatnya berada jauh diluar perlindungan!"
"Perlindungan," ulang Troy remeh, nyaris tak terdengar.
Wajar saja Luca bersikap menentang. Jika kalian lupa, Luca lah yang ditunjuk langsung oleh Mikael's lewat surel yang diterimanya mengenai kedatangan Raquel untuk menodong peindungan dari Phoenix. Dan Luca yang akan bertanggung jawab perihal semua itu.
Tapi keadaan sekarang sudah berbeda. Troy tau, penentangan keras Luca ini bukan lagi soal tanggung jawabnya semata.
"Tenang saja. Aku tidak akan membuatmu mendapat tuntutan apa-apa dari Axton soal ini, karena sepertinya aku yang akan mendapatkannya setelah malam ini," ujar Raquel sembari melirik Troy sekilas. Troy tampak hanya menatap Luca tanpa gentar seolah ia menghunuskan sesuatu dari tatapannya—dan tidak merasa perlu mendengar apa yang akan Raquel katakan selanjutnya. "Aku menyukai, Troy."
Dang!
Luca terkejut bukan main. Troy sama sekali tidak mengira itu pengakuan kesekian kalinya hari ini.
"Aku menyukai, Troy," ulang Raquel merasa tatapan Luca seolah meminta untuk diperdengarkan lagi. "Yap, aku berselingkuh—mungkin—aku tidak tahu definisi konkretnya. Tapi kurasa ya. Tapi Troy tidak melakukan apa-apa, bahkan dia belum meresponku sama sekali." Raquel mengangkat telunjuk ke arah Luca. "Ku harap kau tidak mengatakan apa-apa kepada Axton sebelum aku," ancamnya serius.
"Kegilaan macam apa ini?!" Seolah baru mendapatkan akal sehatnya kembali setelah berkelilijg yang jauh, Luca menatap Raquel ngeri.
Seorang Troy Collin? Apa Raquel bahkan serius?
"Dan soal perlindungan yang kau khawatirkan, ku pikir Troy tadi sudah setuju untuk tinggal bersamaku dan aku tidak menoleransi penarikan kata-katanya kembali," jelas Raquel duduk berpangku lutut. Ia menelengkan kepalanya sembari menyebar senyum simpulnya ke arah Troy.
Luca mengacak-acak belakang kepalanya dan mulai berjalan kesana kemari seolah benar akal sehatnya kembali berkeliling dan ia mencoba menemukannya disetiap sudut.
Troy menghela napas pnjang yang berat, menoleh pada Raquel yang duduk dengan tenang seakan ia baru saja mengumumkan pernikahan ilegalnya dan itu melegakan sekali.
"Keluarlah, tunggu aku di bawah," titah Troy. Karena suasana hati Raquel sedang plong, ia langsung menurut dan beranjak pergi.
Terdengar bunyi klik begitu pintu ditutup dari luar dan saat itulah Luca melayangkan tendangan keras-keras pada kaki meja; amarah yang disembunyikannya.
"Kau benar-benar, tidak tau, apa yang telah kau lakukan!" geramnya menunjuk-nunjuk Troy tepat di depan wajahnya. "Dia seorang penghianat! Wanita itu. You know that! You've fucking known that for a long time! Bahkan selama ini kau sengaja menutup mulut dan dengan lancang menyembunyikannya, tanpa mengira aku akhirnya tau semua fakta itu dari chip file Blade yang berhasil Silas bobol!"
"Aku. Tidak. Menyembunyikannya." Suara Troy keluar dari sela-sela giginya yang terkatup kuat.
"Bullshit!" sembur Luca di depan wajah Troy. Bahkan ia benar-benar ingin melihat wajah itu berakhir dibawah sepatu botnya sekarang juga. "Ingat malam dimana Thorne-mu tewas? Itu dimana aku berusaha mendapatkan informasi antara Blade dan Raquel yang rasa-rasanya itu semua sia-sia—termasuk kematian Thorne—karena informasi yang sama ternyata bisa saja kita dapatkan jika kau mau buka suara. Tapi tidak. Kau sialan menyimpannya sendiri, motherfucker! Dan mungkin kau terlena, karena wanita itu satu-satunya yang mau menyukaimu; perwujudan malam paling mendung dan garis hidup yang cacat. Wajar Natly belum balas menyukaimu. Hidupmu menyedihkan dan terkutuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Time Made US
AksiyonSetelah rentetan kejadian mengenaskan terjadi padanya, Raquel sadar hidupnya sudah terbilang hancur untuk ukuran hidup normal. Pikirnya, kematian ibunya adalah akhir dari semuanya. Nyatanya, itu adalah awal dari riak kehancuran yang sebenarnya. Samp...