35 | Thanks, Beca.

69 6 2
                                    

Raquel mematung dengan mata melebar, mengingkari betapa ahli ia biasanya melakukan hal ini. Tapi betapa tidak tertebaknya Troy, sukses membuatnya lupa bagaimana melakukan ciuman.

Dapur dijam 3 pagi ini seketika diselimuti kesunyian yang pekat. Dan keberadaan Troy seakan memnuhi setiap sudut yang ada di ruangan maupun di mulut Raquel.

Raquel rasa-rasanya diserang kekakuan level tinggi. Ia bisa merasakan ciuman Troy mulai mencecarnya selagi ia masih tidak percaya untuk membalas ciuman itu. Sampai akhirnya Raquel merasakan tangan Troy menjalar naik ke tengkuknya, menekannya pelan seakan meminta, dan membuat sebagian dari kekakuan Raquel meleleh dan ia mulai membuka mulut menyambut Troy.

Raquel secepat itu mulai mengimbangi. Memejamkan mata dan mulai mengalungkan kedua tangannya dileher Troy ketika ia merasa lidah Troy di dalam mulutnya semakin menginvasi keseluruhannya. Tapi teringat ada luka terbuka dibahu Troy, Raquel lekas menurunkan satu tangannya ke dada Troy. Tapi seakan itu yang Troy suka, lelaki itu kembali membawa tangan Raquel melingkari lehernya—menekan lukanya—sekalipun Raquel bisa merasakan erangan sakit Troy ditengah ciuman mereka.

Raquel demi Tuhan tidak menyangka hari ini datang padanya. Ciuman Troy membuatnya lupa akan segalanya, karena dalam sekejap saja Troy telah terasa seperti segalanya.

Hingga tiba-tiba Troy melepas ciumannya, dia langsung menunduk. Kedua tangannya bertumpu di pinggiran konter di kanan kiri Raquel seolah ia butuh penyangga untuk tetap berdiri.

Raquel tidak tau situasi apa yang terjadi saat ini. Ia masih mengisi paru-parunya selagi ia melihat kepala Troy menunduk lemah di hadapannya. Raquel berusaha melihat wajah Troy, tapi lelaki itu terus menunduk seakan menyembunyikannya dari Raquel.

Apa Troy menyesali ciuman mereka? Karena Raquel sangat berharap lelaki itu tidak.

Pria itu mengatur napasnya beberapa kali menghela napas panjang. Merasa stabil, barulah dia mendorong tubuhnya menjauh dari Raquel dan berbalik, kembali ke seberang konter tempatnya semula—memunggungi Raquel.

Troy mengambil selembar tissu dapur dan yang tidak Raquel duga lelaki itu mengusap bibirnya.

Apa? Apa yang....

"Aku tidak seharusnya melakukan itu," kata Troy. Suaranya tegas, nyata, dan tajam. Ia kembali mengambil selembar tissu dapur. Kali ini untuk mengusap darah di bahunya yang kembali mencuat karena sempat tergesek lengan Raquel.

"Aku tidak keberatan." Setidaknya jika itu yang Troy khawatirkan, maka Raquel akan mematahkan pemikiran itu.

"Tidak, kau harus." Troy akhirnya berbalik dan menatapnya lagi. Suaranya tegas seirama dengan katupan rahangnya.

Jika bisa, Raquel berharap ia menjadi buta sekejap saja sekarang. Karena sejauh ia menatap mata Troy, yang ia temukan hanya ada penyesalan yang penuh disana. Itu melanggar harga diri Raquel. Ia tidak pernah merayakan sebuah ciuman hanya seorang diri.

Apalagi Troy langsung saja pergi.

SIAL!!

Apa pria itu bahkan bisa tidur setelah kejadian 7 jam yang lalu? Karena sialnya Raquel sama sekali tidak bisa!

Ini sudah jam 10 pagi dan rasa-rasanya Raquel masih betah bergulat batin dengan racauan dikepalanya perihal sikap Troy semalam. Ia tidak tidur lagi setelah itu, dan sangat bisa dipastikan itu akan mempengaruhi kualitas mood-nya hari ini. Kenapa pria itu memperlakukannya semena-mena begini? Kenapa?!

The Way Time Made USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang