•Arfast

2.1K 165 8
                                    

•Afkar sakit📍

Tepat lima hari Afkar benar benar meninggalkanku sendiri dirumah untuk melanjutkan kuliah di Bogor, sebenarnya dia juga kuliah menggunakan laptop alias daring dari kosannya namun minggu ini dia kebagian piket untuk berangkat ke kampusnya.

Aku menjalani hari hariku dirumah bunda, terkadang mengerjakan tugas bareng dengan Arsya entah dikamarnya atau dikamarku. Ya beginilah sekolah dengan jarak jauh, pukul setengah delapan sampai setengah sebelas melaksanakan virtual sampai jam dua sore mengerjakan soal soal yang dikirim lewat via chat

Jujur kalo menurutku lebih enak sekolah offline dibanding online, tugas tugas lebih sedikit berbeda dengan masa sekarang. Begitupun Arsya, dia suka mengeluh didepanku katanya laptopnya suka nge lag atau sebagainya dan yang lebih parah dia suka tidak paham dengan apa yang guru terangkan di virtual. Padahal Arsya kini kelas sembilan SMP harusnya masa dimana harus diterangkan sampai benar benar paham

Aku menutup laptop ku setelah selesai mengerjakan tugas, ku lirik jam di dinding memperlihatkan pukul empat sore. Tadinya aku ingin membantu bunda memasak tapi kata bunda 'ngga papa ini cuma masak sedikit ada mbok ijah juga' jadi yasudahlah daripada aku bosan mending mengerjakan tugasku

Aku sedikit gelisah dikarenakan Afkar belum juga sampai dirumah, padahal menurut apa yang dia bilang di chat tadi pagi dia akan pulang kisaran pukul dua siang tapi sampai sekarang belum ada tanda tanda Afkar sampai rumah bahkan ponselnya dari beberapa menit yang lalu mati.

Awan di langit sana sudah menghitam seperti mau hujan, dan benar. Hujan turun dengan derasnya

Yang semula aku duduk di meja belajar Afkar, aku berlari menuju bawah. Niatnya mau membantu mengangkat jemuran tapi nyatanya sudah diangkat sama mbok ijah.

Aku melirik sekitar, bunda tidak ada diruang tengah ataupun dapur. Saat ku tanya bibi ternyata bunda ke kamarnya

Lantas aku duduk di depan televisi menunggu Afkar, sepuluh menit aku menunggu ternyata masih tidak ada perubahan

Aku menyela nafas, kenapa aku se khawatir ini? Yaa mungkin karena aku istrinya, aish geli aku mengatakan aku istri

Baru selangkah aku ingin kembali ke kamar suara bel rumah berbunyi, aku membalikkan badanku berjalan menuju ruang tamu. Pintu terbuka, aku terkejut saat tau siapa yang datang

Ternyata......Afkar

Afkar pulang dengan keadaan basah kuyup, apa dia tidak meneduh? Wajahnya juga pucat, tangannya menggigil bersedekap di dadanya

"Ya allah Afkar kamu pucet banget," pekik ku heboh

Untung saja suara hujan deras itu mampu mengelabui suara pekikanku

Dia menatapku datar. seperti biasa

Lantas aku menarik tubuhnya, menuntun Afkar yang masih dengan keadaan menggigil. Sampainya dikamar aku langsung mengambil handuk dan menyampirkan dipundaknya

Aku masuk ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk Afkar, jika mandi dengan air dingin maka yang akan terjadi malah nambah demam

"Mandi dulu," perintahku setelah selesai

Lantas dia berjalan ke kamar mandi sedangkan aku menyiapkan bajunya, walaupun sedikit canggung

Arfa&Adisty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang