•Cafe📍
Libur semester telah usai terasa begitu sangat cepat bukan? Walaupun memang kondisi sekarang tidak ada bedanya dengan libur karena sama sama masih dirumah bedanya ya tugas dan tidak ada tugas sekolah. Hari pertama masuk kuliah di Universitas Trisakti aku sudah siap dengan penampilan pertamaku. Tahun pelajaran baru semangat baru
Setelah selesai dengan urusanku memilih beberapa baju akhirnya aku menemukan yang cocok di hari pertama ini. Menapaki satu persatu anak tangga lantas aku menemukan Afkar yang duduk di ruang tengah, terlihat dia tengah memakai sepatu. Katanya si dia mau mengantarkanku takutnya aku nyasar, ada ada saja memang
Aku tidak bisa menolak toh percuma juga dia pasti akan tetap mengantarkanku, selama liburan kemarin aku dan Afkar sudah sama sama terbuka. Dimana Afkar menceritakan cinta pertamanya waktu SD, jika di ingat malam dimana dia cerita rasanya aku hendak tertawa. Bagaimana tidak? ternyata sebelum Afkar menjadi pribadi yang dingin seperti itu dulu dirinya adalah termasuk ke dalam manusia alay dalam pacaran. Panggilannya mama papa, aku sampai geli sendiri mendengarnya
Begitupun aku, menceritakan beberapa cerita lucu bahkan sampai cerita yang mungkin tidak semua orang tau. Karena itu privasi maka aku tak akan membeberkan
Kini aku dan Afkar sudah ada di dalam mobil, ngomong ngomong motor Afkar ada di bengkel saat kemaren aku dan Afkar jalan jalan motornya tak sengaja menabrak pembatas jalan karena Afkar melamun untung saja aku dan dia tak lecet sedikitpun. Sempat aku marah tapi setelah dipikir pikir buat apa aku marah? Toh sudah kejadian
Selama perjalanan hanya ada keheningan.
Sampai akhirnya didepan gerbang dengan logo Universitas Trisakti. Mewah, megah dan juga minimalis menurutku.
Aku melepas seatbealt lantas hendak membuka pintu namun tanganku terlebih dahulu dicekal. "Kenapa?"
"Yang sopan sama suami," aku mengernyit. Kurang sopan apa aku?
"Gimana maksudnya si?" tanyaku
"Salim," ucapnya ketus sembari menyodorkan tangannya
Aku tersenyum, "Biasanya juga enggak tuhh" cibirku
Dia berdecak, "Cepet, nuntut ilmu pamit dulu sama suami biar ilmunya berkah"
"Kamu mah sekarang banyak omong ngga kaya dulu cuma hmm, yaa, paling mepet enggak" gumamku mengambil tangan Afkar lantas menciumnya
"Terserah gue lah, sana keluar. Awas kalo matanya jelalatan sama cowo cowo" peringatnya dengan nada sedikit nge gas
"Ya allah, mana mungkin aku gitu emang apaan si. Kan udah punya kamu yang--" aku ancang ancang membuka mobil setelah terbuka aku kembali melanjutkan kalimat yang sempat terhenti
"--ganteng, bye Afkar"
Brakkkk
Didalam mobil Afkar geleng geleng kepala sembari tersenyum tipis melihat tingkah Adisty yang menurutku lucu,
menggemaskan
Setelah aku turun dari mobil aku berjalan menelusuri koridor kampus yang sedikit sepi lantaran masa pandemi begini kebanyakan daring dirumah. Tiba tiba saja aku menabrak bahu seseorang membuatku tersentak kaget
"Maaf ngga sengaja," ucapku
Aku melihat pemuda seumuran denganku yang tengah memainkan ponselnya sembari memakai earphone makanya tidak fokus jalannya. Dia melepas earphone lantas menatap ke aarahku
"Ngga papa, salah gue juga kok" jawabnya
"Lo mahasiswa baru?" sambungnya, aku mengangguk membenarkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfa&Adisty [END]
Teen FictionStory 1 Pernikahan bagi sebagian orang memang membahagiakan tapi jika itu disetujui kedua belah pihak terutama sang mempelai. Lalu bagaimana jika pernikahan terjadi lantaran perjodohan atau--kecelakaan? Itu yang aku rasakan ketika harus menikah atas...