•Nano nano📍
"Ketawa aja terus"
Aku bener bener ngga bisa berhenti ketawa, sampai perutku merasa kram sangking enaknya ketawa
Gimana engga. Kalau Afkar dikejar anjing tetangga sampai sendalnya putus, dan yang lebih ngga habis pikir dia pakai sarung! Coba bayangkan seperti apa? Aku aja yang hanya membayangkan takut..
Takut ke blibet berujung nyungsep
Mataku sampai ber air, sedangkan Afkar yang duduk disampingku mendengus kesal. Dia cerita bagaimana kejadiannya sampai membuatku seperti ini
Sumpah rasa takut aku sama dia hilang seketika melihat wajahnya yang sangat amat menderita, sandalnya putus rambut berantakan sampai rumah ditertawakan
Pasti jika ada Arsya dia akan lebih kerasa menertawakan abangnya. Ada ada saja
"Hem, ekhem" aku mencoba menetralkan nafasku lantas menoleh ke arah samping melihat Afkar yang sudah jengkel
Aku tersenyum, "Ngga papa, udah nasib kamu dikejar anjing" aku kembali terkekeh
"Ck, bodoamat" decaknya
"Nanti beli lagi sandalnya" ucapku setelah berhenti tertawa
"Lagian gimana bisa sampai dikejar anjing si, kamu ngelakuin apa sampai anjingnya marah?" tanyaku
Biasanya anjing akan mengejar atau menggonggong jika dia merasa ada musuh mengincar, atau dirinya merasa terancam. Bukan begitu?
"Gue nendang botol, kena kepalanya" jawabnya ketus
Aku menganga. Astagaa pantesan anjingnya sebegitunya
Plaak
Aku menampar pahanya dengan keras membuat dia meringis lantas mendelik
"Ya itu salah kamu sendiri, salah siapa nendang botol? Kalo liat botol di jalan itu ya di pungut taruh di tong sampah bukannya malah di tendang. Kena azab kamu"
"Sakit bego!" adunya
"Mana gue tau kalo sekitar sini ada anjing," sambungnya
"Iya ada anjing apa engga ya emang ngga boleh tendang sembarangan. Coba kalo kena orang? Orangnya marah gimana?"
"Tinggal geplak pake sandal,"
"Heh, ngga sopan!" sengitku
Masa iya mau di geplak pake sandal? Ngga lucu dong
Saat ini kami duduk di ruang tamu, sejak dia pulang dari mushola dia tidak beranjak dari ruang tamu alhasil aku ikut duduk disana
Selang beberapa lama adzan isya berkumandang namun dia tidak ke mushola dengan alasan sandalnya putus. Astaga, segitu kere sampai tidak punya sandal lain?
Ada, ada sandal lain tapi sandalku yang pastinya bercorak perempuan. Dia hanya membawa sandal jepit satu yang lain sepatu dan sandal rumah tidak bisa dibawa keluar
Yasudah terserah dia, setelah selesai solat isya dia kembali turun kebawah dengan aku yang duduk di depan televisi sembari memakan buah anggur yang ada dikulkas.
Dia duduk disampingku dengan memangku laptop, menyomot anggur. Biar saja aku tidak mempermasalahkan lagian habis masih banyak di kulkas tinggal ambil lagi
Aku menonton sinetron dia mengerjakan tugas, soal aku sudah diterima apa belum di U TS pengumuman diambil besok itu pun berbasis online juga jadi nanti ada selebaran.
Dia fokus dengan laptopnya sesekali mengambil anggur yang ada dipangkuanku, aku mah hanya menonton saja tugasku kan lagi libur orang udah libur semester juga bentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfa&Adisty [END]
Teen FictionStory 1 Pernikahan bagi sebagian orang memang membahagiakan tapi jika itu disetujui kedua belah pihak terutama sang mempelai. Lalu bagaimana jika pernikahan terjadi lantaran perjodohan atau--kecelakaan? Itu yang aku rasakan ketika harus menikah atas...