⚠️Bismillah target baca part ini 50
Boleh doong sebelum baca ceritain pengalaman menarik kalian semasa kecil! Tentang apapun itu, kalo aku sendiri nihh punya pengalaman lucu tapi gimana yaa
Dulu waktu aku SD kelas 2 kan ada pelaksanaan vaksin campak kayaknya aku lupa, ini bukan tentang aku sendiri si tapi temenku yang takut sama jarum
Pas dokternya udah datang tinggal absen dia pamit sama aku katanya mau taruh sepatu di rak karena lupa gak dia taruh sebelumnya. Pas udah mau nama dia dipanggil aku baru ngeh kalo dia ngga balik balik ke kelas
Penasaran aku lihat ke luar, kalian tau? Sepatunya gak ada😭dan fix dia kaburr mana tas dan bukunya masih dikelas. Abis itu aku masuk kelas lagi dan bilang sama bu guru kalo si A pulang kerumah
Diingat sekarang lucu tauu. Aku inget ini gara gara ada vaksin covid
Gimana ya kabar dia sekarang soalnya udah gak se kota lagi dia pindah🙂
Yang udah vaksin? Yuk jangan takut aku juga mau vaksin
Ini pengalaman lucu pas aku SD, kalian gimana?
Lanjut reading❤
•
•
•
••Baikan📍
Mentari mulai menampakan dirinya dari persembunyiannya menampilkan semburat cahaya yang menerangi muka bumi menembus celah jendela yang tertutup gorden
Disana tepatnya ruang bernuansa biru itu masih terdapat sejoli yang masih tidur dengan nyamannya sama sekali tidak terusik adanya cahaya itu.
Sebenernya aku sudah bangun sejak tadi pagi namun karena badanku masih sedikit lemas membuat aku jadi malas beranjak dari ranjang, aku menoleh disamping sana masih terdapat Afkar yang tidur dengan pulasnya. Aku menghela nafas, ini yang ditakutkan ketika harus dihadapkan untuk menikah muda, mereka masih sama sama labil untuk menghadapi masalah rumah tangga dan sekarang benar benar terjadi
Kesalah pahaman itu membuat dirinya dan Afkar bertengkar untuk pertama kalinya, disini tidak ada yang salah karena kenyataannya memang aku pergi bersama Nana dan Afkar pun tidak salah karena mungkin dia lelah dengan tugas kuliahnya ditambah dia melihatku yang tengah duduk berdua dengan lelaki lain walaupun itu bukan kemauanku
Sekarang aku tau bahwa Deka memang benar benar harus dijauhi.
Ranjang terasa bergerak, membuat aku kembali pura pura menutup mata. Ketika sudah dirasa anteng kembali aku membuka mataku perlahan mengintip apa yang terjadi, dan
Deg
Afkar tengah menatapku dengan wajah bantalnya, astaga kepergok lagi liatin dia
Aku mencoba menetralkan rasa gugupku lantas bangkit dari tidur mencoba duduk, namun sebelum aku beranjak dari ranjang aku menoleh ketika Afkar menarik baju bagian belakangku, untung saja aku tidak terjungkal.
"Mau kemana?" Tanyanya dingin
"An-nu, mau ke bawah. Kenapa?" Tanyaku
Kenapa aku menjadi gagap seperti ini? Bukannya biasanya tidak?
"Lo gak mau jelasin kejadian kemaren?"
Aku yang hendak beranjak pun kembali duduk di kasur, Afkar yang awalnya masuh berbaring kini ikut duduk disampingku menghadap ke arahku yang menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfa&Adisty [END]
Teen FictionStory 1 Pernikahan bagi sebagian orang memang membahagiakan tapi jika itu disetujui kedua belah pihak terutama sang mempelai. Lalu bagaimana jika pernikahan terjadi lantaran perjodohan atau--kecelakaan? Itu yang aku rasakan ketika harus menikah atas...