•Putus📍
Hari ini aku berniat membereskan semua baju bajuku dan juga Afkar yang ada dikoper, sampainya dikamar aku dibuat kagum dengan suasana kamar yang sangat amat elegan warna cat yang tak terlalu mencolok membuat mataku adem. Gorden, lemari, sofa sudah tertata rapi tinggal mengisi beberapa benda penghias
Selain itu ada meja di dipojok kanan dekat lemari dan ada juga meja belajar disana. Mungkin meja itu kurang berguna untuk belajar karena aku sendiri lebih nyaman mengerjakan tugas di kasur ataupun sofa tapi tak apa bisa dibuat untuk menyimpan buku buku nantinya
Cat kamar berwarna biru tua sedangkan gorden perpaduan putih dan abu abu. Serta seprai biru dongker. Kamar dirumah ini dipenuhi dengan warna biru semua entah itu pilihan Afkar atau bunda yang sudah kesini terlebih dahulu
Aku menggeret koper yang semula hanya diletakkan didekat pintu kamar sedangkan Afkar dia kembali ke bawah entah tengah apa akupun tak tau
Aku mulai menata satu persatu baju rumah sedangkan baju yang sekiranya gampang kusut aku gantung dilemari. Banyak memang hampir memenuhi lemari tapi itu kebanyakan baju Afkar, aneh dia cowo tapi banyak sekali pakaian nya
Dua jam hampir aku hanya duduk didepan lemari menilap baju baju itu, sebenarnya ada rasa dongkol harusnya Afkar ikut membantu namun ini malah entah kemana tak terlihat batang hidungnya mau aku panggil pun aku tak tahu dia ada dirumah atau tidak
Fyi rumahku masuk dalam komplek perumahan tidak terlalu mewah si, karena bukan komplek Andara maupun Bintaro tapi jika ditanya ada berapa tetangga jawabannya lumayan mungkin sekitar sepuluh kepala rumah tangga
Setelah selesai aku meregangkan otot otot badanku rasanya seperti mau patah saja, lantas ku ambil ponsel dan menunjukkan pukul tiga sore hari. Aku beranjak ke kamar mandi membawa alat alat mandiku yang aku bawa dari rumah bunda
Lima belas menit aku keluar, berhubung aku keramas jadi agak lama. Rambutku gatal memang terkahir keramas empat hari yang lalu, males kalo tiap hari keramas
Saat ku turun ke bawah ternyata Afkar tidur di sofa, oh ayolah yang tadinya aku ingin marah karena dirinya tak membantuku sekarang aku jadi merasa kasihan. Televisi menyala, dia terlihat nyenyak tidur
Maklum saja pasti dia capek dari jakarta ke bogor membawa mobil sampai sini langsung pergi ke RT setempat melaporkan bahwa kita tinggal satu rumah memang karena sudah ada ikatan lebih serius takutnya jadi bahan fitnah kan kalau belum lapor
Jadi aku biarkan saja dia tidur, aku beranjak ke dapur memasak makan malam. Perutku keroncongan dari tadi pagi makan hanya sekali waktu dirumah bunda sampai sini aku langsung melihat lihat halaman sampai lupa membuat makan
Simple saja, memasak bahan yang ada di kulkas. Ada sayur kol, ayam, tomat, wortel dan sebagainya. Juga ada beberapa buah buahan disana
Apa aku masak sop ayam lagi? Aku rasa jika Afkar terus terusan makan sop akan merasa bosan juga, karena semuanya yang akan dilakukan terus menerus juga akan membosankan tidak se asik pertama mungkin saja begitu
Aku menggoreng ayam, menumis sayur kol dan lainnya.
Setengah jam aku berkutat di dapur, ku lihat jam menunjukkan pukul empat sore. Hari ini aku datang bulan jadilah aku tak solat, syukuri saja datang bulan juga rezeki kan? Jadi jangan mengeluh jika perut sakit atau pinggang nyeri, masih beruntung dikasih rasa seperti itu daripada tidak sama sekali? Pilih yang mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfa&Adisty [END]
Teen FictionStory 1 Pernikahan bagi sebagian orang memang membahagiakan tapi jika itu disetujui kedua belah pihak terutama sang mempelai. Lalu bagaimana jika pernikahan terjadi lantaran perjodohan atau--kecelakaan? Itu yang aku rasakan ketika harus menikah atas...