•Arfast

2K 155 0
                                    

•Curhat📍

Hari hari terus dijalani oleh sepasang pasutri yang kadang beradu mulut entah darimana tiba arwah Afkar yang menjadi banyak omong akhir akhir ini Afkar lebih sering memperlihatkan sifat dimana dia sudah buka Afkar yang dulu. Menjadi lebih banyak mengomel dan sering terlihat senyum

Aku tengah duduk di depan rumah sedangkan Afkar tengah mengotak atik motor kesayangannya itu, sudah hampir satu jam dia mengelus motornya sampai aku bosan melihatnya

Aku mendengus tatkala Afkar mengajak motornya berbincang seperti orang gila, padahal jelas jelas yang beneran bisa di ajak ngobrol ada. Ya aku!

Sudah sore, rasanya aku jenuh dirumah. Deadline pun masih banyak sampai aku merasa stres, yang lebih bikin aku merasa dongkol Afkar ini sama sekali tidak mempunyai rasa ke pekaan terhadapku

Masa iya aku harus koar koar dulu ngomong teriak sana sini biar dia peka.

Aku berdecak berkali kali dengan keras membuat Afkar menoleh, "Apasi?" desisnya lantas kembali mengelap motor merahnya

"IHHHH" geramku

"Afkar aku bosen," ucapku dengan sedikit teriak

"Terus?"

"Ihh ajakin kemana kek jalan kek atau nonton kek, tiap hari dirumah muluu" dumelku

"Orang empat hari sekali ke kampus kok bilang dirumah mulu" sindirnya

"Beda Afkar yang ganteng tapii boong, aku pengen jalan kemana kek refresing gitu" aku sungguh sungguh geram rasanya

"Ya jalan aja sono ke komplek, biasa juga jalan jalan sendiri"

Aku semakin dibuat kesal dengannya, bahkan saat berbicara pun dia masih asik dengan motornya, lama lama ku bakar tu motor eh jual aja

"Ck, kalo gitu mah udah jalan dari tadi" desisku

Aku menyenderkan bahuku di tembok saka memang posisinya aku duduk lesehan di teras depan rumah, meluruskan kaki di rerumputan hijau

Aku menoleh ketika Afkar ikut duduk disampingku membawa kanebo yang basah lantas dia menempatkannya ke dalam ember yang terletak dia jauh dari dirinya, lantas kembali menatapku yang memberenggut

"Kenapa si?" tanya dia diselingi kekehan saat melihatku yang menampangkan ekspresi absurd

"AAAAAA ayo kemana kek" rengekku menghentak hentakkan kakiku seperti balita yang meminta es krim

"Jalan sendiri aja sono" dia dengan santainya jawab sepeti itu? Kalo aku emang niat jalan sendiri udah aku tinggal dari tahun lalu

"Lah tau lah kesel" aku berdiri berjalan ke rumah sembari menghentakkan kaki dengan keras membuat suara teplakan sandal rumah berdengung keras

Afkar yang melihat itu terkekeh lantas ikut berdiri, menarik tanganku sampai akhirnya kita berhadapan

"Buruan ganti baju, kita jalan"

Aku berbinar, "Beneran?" Afkar hanya mengangguk, aku lari terbirit birit menuju lantas atas mengganti bajuku sedangkan Afkar geleng geleng kepala sembari tersenyum lantas ikut menyusulku

🌺🌺🌺

Bugh

Bugh

Bugh

Aku terus memukul mukul bantal guling mencari cari pelampiasan, sedangkan Afkar duduk di sofa sembari melihat tingkah ku yang membuatnya mendengus kasar. Aku benar benar kesal, bagaimana tidak? Disaat aku sudah siap tinggal cus berangkat tiba tiba hujan turun dengan derasnya. BAGAIMANA AKU TIDAK KESAL?

Arfa&Adisty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang