Pagi hari merupakan awal untuk memulai segala aktivitas. Semua orang selalu punya cara mereka sendiri untuk mengawali sebuah pagi. Kalau pada hari biasa, suasana apartemen lantai 8 ini bisa terbilang cukup sunyi, karena setiap penghuni satu per satu meninggalkan unit untuk bekerja.
Yubin adalah orang yang paling pagi berangkat kerja karena ia harus masuk kerja sejak dari pukul enam tiga puluh. Hampir dipastikan bahwa saat Yubin berangkat, semua orang di apartemen itu baru bangun, atau mungkin masih ada yang tidur, seperti mahasiswa pasca sarjana yang masih pengangguran, yaitu Jili. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan pemuda itu bangun pagi.
Orang kedua yang berangkat kerja adalah Liu Haikuan. Pria pekerja keras itu tidak diragukan lagi kredibilitasnya untuk urusan pekerjaan. Baru-baru ini ia bahkan dipromosikan menjadi manajer tenaga kerja di perusahaannya. Seandainya saja bila cintanya juga bisa dipromosikan seperti pekerjaannya, tentu ia tidak akan terus sendirian sampai sekarang.
Setelah Haikuan, orang berikutnya yang meninggalkan unit untuk bekerja adalah Wang Yibo. Pemuda itu adalah trainee di salah satu agency artis yang sedang mendulang popularitasnya di dunia entertainment. Begitu Yibo berangkat kerja, Xiao Zhan juga berangkat untuk membuka studionya yang berada di lantai dasar apartemen. Ia membuka satu studio mini desain grafis yang menerima pengerjaan logo, katalog, baliho dan publikasi iklan.
Berikutnya, menyusul Jiyang dan Haoxuan yang membuka bengkel sejak jam sembilan pagi. Bengkel mereka hanya terletak dua blok dari apartemen Lotus Park.
Untuk Zuo Cheng dan Ziyi, waktu kerja mereka berubah tak menentu. Apalagi jika keduanya mendapatkan giliran kerja malam hari atau jumlah pasien yang tiba-tiba banyak.
Begitulah keadaan semua penghuni di lantai 8 tersebut pada pagi hari. Tak terasa kehidupan bertetangga di apartemen Lotus Park lantai 8 sudah memasuki usia satu minggu. Dan hari ini adalah hari minggu, hari libur semua orang!
"YIBO, sampoonya habis, tolong ambilkan yang baru di lemari!"
Zhan berteriak dari dalam kamar mandi di tengah ritual mandinya. Rambutnya sudah basah dan sedikit berbusa. Seperti katanya bahwa sampoonya sudah habis. Zhan meringis saat mendapati botol sampoonya telah kosong.
"Tidak ada, baby! Kau tidak membelinya." Balas Yibo setengah berteriak dari depan pintu kamar mandi.
"Tidak mungkin! Aku sudah membelinya minggu lalu. Cari lagi!"
Yibo kembali mengaduk-aduk plastik di dalam lemari tempat Xiao Zhan biasanya menyimpan persediaan barang-barang keperluan sehari-hari mereka yang baru dibeli.
"Tidak ada, baby! Kau sungguh lupa membelinya." Teriak Yibo lagi.
"Aissh!" Zhan mendecak kesal. "Ya sudah, pinjam dulu, baby, minta sama Acheng atau siapa saja. Cepat!"
Yibo segera keluar dan menuju apartemen Acheng di seberangnya. Beruntung pagi itu Acheng sedang menyapu sehingga pintu apartemennya terbuka lebar, jadi Yibo tidak perlu repot-repot mengetuk pintunya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH TETANGGA
Hayran KurguXiao Zhan mahasiswa jurusan desain komunikasi visual yang suka ketenangan dan kebersihan merasa risih dengan tetangga yang ada di sebelah kost-nya, Wang Yibo, mahasiswa jurusan seni tari yang selalu berisik tanpa mengenal waktu. Banyak kejadian ri...