Platonic Friend

3.1K 426 37
                                    

Wang Yibo melepaskan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang Yibo melepaskan bibirnya. "Sampai jumpa di rumah, Baby," ucapnya sembari mengedipkan sebelah mata sebelum melenggang pergi meninggalkan semua orang yang tercengang.

Xiao Zhan merasa kepalanya menjadi pusing, kakinya lemas tak bertenaga. Tubuhnya melorot hendak menyentuh lantai marmer yang dingin jika saja Zuo Cheng tidak segera menopangnya.

"A-Zhan, hei, kau kenapa?" Zuo Cheng terlihat cemas. "A-Zhan, hidungmu berdarah," serunya lagi yang membuat Yubin, Ji Li dan Jiyang segera mendekat.

Para gadis pun ikut berkerumun di sekitar Xiao Zhan, seakan tidak peduli pada Wang Yibo sudah melenggang pergi dengan santai tanpa ada yang mengikutinya lagi. Wajahnya tersenyum dengan puas, sedangkan Xiao Zhan makin lama makin kehilangan kesadaran.

****

Xiao Zhan membelalakkan kedua mata secara tiba-tiba saat melihat bayangan Wang Yibo yang menciumnya di kantin tadi siang. Ia langsung bangun terduduk dengan napas yang terengah. Ia dapat merasakan detak cepat jantungnya sendiri.

"Semuanya gara-gara Wang Yibo sialan itu!" gumamnya sambil mencabut sumbatan tisu di kedua hidungnya yang sempat mimisan. Kemudian dengan wajah kesal, ia menoleh ke dinding sebelah di dalam kamarnya di mana saat ini terdengar suara tembakan beruntun dari sana. Ternyata tetangganya sudah pulang dan sekarang sedang main game seperti biasanya.

Setelah insiden di kantin, Xiao Zhan segera minta izin pulang pada dosen. Melihat hidungnya yang berdarah, dosen itu mengizinkan. Begitu sampai di kos, Xiao Zhan segera membaringkan diri lalu terlelap tanpa disadarinya dan baru bangun sekarang.

Terganggu oleh suara berisik tetangga, Xiao Zhan beranjak ke kamar mandi sambil menutup kedua telinga. Keluar dari kamar mandi, ia duduk di meja belajar berniat mengerjakan tugas, tapi suara dari kamar sebelah terus mengganggu konsentrasinya. Merasa butuh ketenangan, akhirnya Xiao Zhan memutuskan belajar di teras luar. Tapi karena banyaknya nyamuk pada malam hari, ia kembali lagi ke kamarnya.

Tidak bisa terus membiarkan tetangga tidak tahu diri itu berbuat seenaknya, ia pun dengan kesal menggedor pintu kamar si tetangga. Xiao Zhan menggedor dengan keras supaya terdengar oleh pemiliknya karena suara di dalam juga sudah keras.

Pintunya terus digedor tanpa henti, Yibo dengan kesal beranjak untuk membukanya.

"Apa?" Ekspresi Yibo tidak suka.

"Pelankan suara speaker-mu itu!" sahut Xiao Zhan. "Aku mau belajar."

"Mau kucium lagi?" Yibo sengaja menggoda Xiao Zhan yang seketika langsung merona.

Namun, rasa kesalnya sudah di ubun-ubun sehingga Xiao Zhan dengan kasar menendang kaki Yibo.

"Sakit jiwa!" umpatnya kemudian berlalu menuju kamarnya, meninggalkan Yibo yang meringis sambil memegangi kakinya.

Sampai di dalam kamar, Xiao Zhan memikirkan cara untuk membalas Wang Yibo. Ia akhirnya mendapatkan ide ketika melihat vacuum cleaner. Xiao Zhan suka bersih-bersih sehingga ia memiliki alat tersebut. Ia mengambil vacuum, mengarahkan moncongnya ke dinding lalu menekan tombol power ON dan terdengarlah bunyi ribut dari vacuum. Ia menggerakkan naik turun di dinding agar terdengar sampai ke sebelah.

OH TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang