Oh, My Neighbour

6.7K 496 62
                                    

🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸🌸

Xiao Zhan tidak menyukai tetangga kos barunya. Orangnya terlalu berisik setiap kali ia ada di kamar. Jika bukan berisik dari suara main game, pasti suara berisik dari lagu yang semua suara itu dikeraskan melalui speaker. Xiao Zhan sudah berusaha menegurnya baik-baik tapi orangnya sama sekali terlihat tidak ramah dan masa bodoh.

"Pindah saja kalau tidak ingin terganggu." Begitu jawaban yang dilontarkan oleh tetangga itu, membuat emosi Xiao Zhan mendidih.

Dengan kesal ia kembali ke kamarnya sendiri yang tepat berada di sebelah. Seandainya ada tempat yang lebih baik dari rumah kos ini, tentu Xiao Zhan akan segera pindah sekarang juga.

Ia sudah berkeliling selama satu bulan dan mendatangi setiap rumah kos tapi tidak ada yang lebih baik dari tempat ini. Di sini biayanya tidak mahal tapi fasilitasnya cukup memadai. Lagi pula tempat ini direkomendasikan oleh Yubin, teman satu kampusnya. Jika bukan karena Yubin, Xiao Zhan tidak akan mungkin menemukannya karena letaknya yang tidak terlihat dari jalan utama.

Pertama kali Xiao Zhan melihat kamar kosnya, ia langsung jatuh cinta karena; pertama, kamar-kamar yang disewakan oleh nyonya rumah ini letaknya berada di atap rumah induk yang mana ada teras lapang yang langsung terhampar di depan kamar. Hal itu akan membuat Xiao Zhan lebih mudah untuk mengerjakan tugas kuliahnya.

Kedua, jumlah penghuni yang sedikit. Secara keseluruhan hanya ada tiga buah kamar yang disewakan oleh nyonya rumah, sehingga tempat ini sangat cocok baginya yang menyukai ketenangan dan keheningan. Tidak seperti tempat kos sebelumnya yang ramai, membuatnya sulit mengerjakan tugas. Xiao Zhan adalah mahasiswa jurusan desain komunikasi visual. Untuk bisa membuat karya desain itulah, ia membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.

"Kamar di sebelahmu adalah seorang mahasiswa. Dia hampir selalu ada setiap hari. Yang di ujung sana adalah kamar seorang pegawai kantor. Tapi ia jarang pulang. jika kau melihat lampu terasnya menyala berarti dia ada."

Xiao Zhan mengingat perkataan nyonya rumah soal orang-orang yang menjadi tetangganya. Ia tidak masalah dengan siapa yang menjadi tetangganya sampai ... tetangga sebelah kamarnya pulang dan seketika suara hingar-bingar terdengar menembus dinding kamarnya.

Sampai malam suara itu masih belum berhenti. Xiao Zhan terpaksa harus tidur sambil menyumpal telinga dengan kapas atau menutupnya dengan bantal. Jika saja ia memiliki alat untuk memusnahkan sesuatu seperti bazzoka, dengan senang hati ia akan membidik ke kamar sebelah agar suara itu berhenti seketika. Termasuk orangnya sekalian, mungkin ...

****

Pagi hari, Xiao Zhan bangun dengan lingkaran hitam di sekeliling mata. Jelas ia sulit tidur tadi malam. Dirinya bahkan lupa kapan ia terlelap dan kapan suara di sebelah itu akhirnya berhenti. Entah ia yang terlelap lebih dulu atau suara itu yang berhenti lebih dulu. Xiao Zhan tidak ingat.

Dengan lunglai ia bangun, merapikan tempat tidur, lalu menuju kamar mandi. Ia ada kuliah pagi ini.

Xiao Zhan merasa segar setelah mandi. Saat kembali ke kamar untuk berpakaian, ia merasa kamar sebelahnya kini sepi. Sunyi senyap. Tiba-tiba rasa ingin tahu Xiao Zhan tergelitik mengenai tetangga sebelah kamar itu, apakah ia masih tidur atau sudah pergi kuliah. Namun, Xiao Zhan segera mengenyahkan rasa penasaran tersebut.

OH TETANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang