14

545 25 1
                                    


SELAMAT DATANG BUAT KALIAN YANG MEMBACA KARYA SAYA INI.

SEMOGA KARYA SAYA INI KALIAN SUKA YAH!

Dan jangan lupa untuk vote dan komen ya :)

Happy reading guys
.
.
.
.
.
.
.

"Bagi wanita, kehamilan itu merupakan anugerah yang luar biasa nilainya. Dan bagi seorang ibu, kehadiran sang buah hatilah yang mampu memberikan semburat warna cerah dalam hidupnya"

-Syifa Maeda Salsabila


.....


Sudah satu Minggu setelah pulang dari rumah sakit, sikap Kak Raka masih sama selalu dingin terhadapku. Aku capek dengan semua ini aku juga tidak tahu dimana letak kesalahanku sampai dia bersikap dingin terhadapku.

Huek huek huek!

Lagi-lagi aku mual sudah satu minggu aku selalu mual dan muntah tapi yang keluar hanya cairan, aku kira ini hanya masuk angin tapi walaupun aku sudah minum obat tetap saja aku selalu mual.

"Aku kenapa sih? Udah satu minggu aku begini padahal udah minum obat" gumamku heran

"Apa aku harus pergi periksa aja ke dokter? Aku takut kalau ini penyakit serius."

Aku pun berinisiatif untuk pergi ke dokter untuk periksa kesehatan ku karena selain muntah dan mual badanku juga gampang capek padahal aku nggak terlalu bekerja yang berat-berat.

.....


"Ini pak ongkosnya" ucapku ketika sudah keluar dari taxi dan berjalan masuk kedalam rumah sakit.

Aku pun di persilahkan masuk kedalam ruangan pemeriksaan, sesampai ku di dalam aku melihat seorang dokter perempuan yang tersenyum ramah ke arahku.

"Ayok mbak silahkan duduk," suruhnya dengan ramah

"Apa keluhan mbak?" tanya dokter perempuan itu yang bernama Dokter Fera.

"Saya akhir-akhir ini selalu mual dan muntah, Dok."

"Apa cuma itu saja keluhannya? Atau ada yang lain?" tanyanya lagi.

"Badan ku juga cepat capek, padahal aku nggak pernah bekerja yang berat-berat Dok." jelasku

"Ya sudah silahkan berbaring disana," suruh dokter Fera untuk berbaring di atas brankas.

Aku pun membaringkan tubuhku, lalu dokter Fera mulai memeriksa ku.

"Apa mbak sudah punya suami?" tanyanya tiba-tiba.

"Iya dok, saya sudah punya suami." ujar ku

"Begini, kondisi mbak baik-baik saja. Tapi selamat mbak akan jadi seorang ibu," jelasnya

"Mak-sud dokter?" tanyaku kurang paham

"Mbak sekarang sedang mengandung, karena mbak kelihatanya masih muda itu membuat kandungan rentan. Mbak harus jaga kandungannya dengan baik, karena kondisi kandungan mbak sangat lemah. Tapi tenang saja, saya akan menyampaikan resep untuk mbak dan tebus di apotik ya." jelas dokter Fera.

Setelah selesai aku pun pergi ke apotek dan menyerahkan resep yang di kasih tadi dan langsung membayar obatnya.

Sepanjang perjalanan pulang aku tersenyum haru, aku tidak menyangka bahwa secepat ini Allah memberiku kepercayaan.

Sesampai ku di halaman rumah, aku langsung masuk ke dalam setelah membayar sopir taxi. Aku mengedarkan pandangan ke semua sudut ruangan di dalam rumah untuk mencari suamiku.

"Pasti Kak Raka senang mendengar kabar ini," gumamku sambil tersenyum membayangkan wajahnya yang sangat senang mendengar kabar gembira ini.

Aku berjalan menaiki tangga menuju ke kamar, aku memegang gagang pintu siap untuk membukanya. Tapi pergerakan ku terhenti setelah mendengar Kak Raka mengobrol dengan seseorang, ntah itu siapa.

"Lo harus cari tahu dimana keberadaannya,"

"........"

"Gue nggak mau tahu, gue sudah kasih Lo waktu untuk melacak keberadaannya! Ini udah lama, tapi Lo nggak becus cari dia!"

"........"

"Gue nggak mau tahu! Lo harus bisa melacak keberadaan!"

Tut!

Aku mendengar suara Kak Raka yang sedang telponan sama seseorang, ntah sama siapa tapi dia sedang marah-marah sama orang itu sehingga dia yang langsung mematikan panggilan telepon secara sepihak.


Bersambung....

Maaf ya makin ke sini makin gaje ceritanya, tapi hargain ya authornya udah capek-capek bikin cerita :)

My Husband Is A Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang