SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA
SEMOGA KALIAN SUKA YAH
Happy reading guys
.
.
.
.
.
.
."Semua bukan hanya tentang tawa, cinta pun melekat di dalamnya untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bahtera rumah tangga."
-Syifa Maeda Salsabila-
Sekarang pukul 23.16, Raka baru saja sampai rumah, dia membuka pintu.
"Kok sepi? Assalamu'alaikum sayang!!"
"Mungkin di udah tidur." gumam Raka
Diapun menaiki tangga untuk ke kamarnya di lantai dua.
Cklek...
Dia melihat istri tercintanya sedang tertidur dengan pulas, dia perlahan mendekati ranjang dan duduk di dekat istrinya.
"Bumilku ini pasti kecapekan, sampai tidurnya sangat nyenyak," ucap Raka, sambil membelai puncak kepala sang istri.
"Euh...." merasa tidurnya terganggu Syifa pun menggeliat dan perlahan dia membuka matanya, mendapatkan sang suami sedang tersenyum melihatnya.
"Kak Raka, kapan pulangnya? Maaf ya aku ketiduran."
Perlahan dia bangkit dari tidurnya dan duduk dia menyodorkan tangannya untuk salam ke pada Raka.
"Udah tidak apa-apa, kenapa kamu bangun tidur aja lagi kalau masih ngantuk." suruh Raka.
Syifa cuma menggeleng kepalanya, dia tidak mungkin tidur lagi karena perutnya terasa sangat lapar.
"Kenapa, hmm?" tanya Raka, ketika melihat sang istri terus diam.
"Lapar Kak," rengek Syifa sembari memegang perutnya yang buncit.
"Uluh- uluh, bumil laper ya?"
Syifa hanya menganggukkan kepalanya, terlihat sangat lucu di mata Raka. Seandainya Raka tidak sadar kalau sang istri lagi hamil dia ingin menerkam sang istri sekarang juga, tapi dia sadar kalau sang istri saat ini lagi hamil.
"Ya udah kamu turun aja duluan, kakak mau mandi dan ganti baju. Udah gerah banget badan Kakak ini,"
"Kakak mandi aja dulu, Syifa tungguin kakak di sini, biar kita bisa makan bareng."
Raka pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa sangat lengket.
Untuk menunggu sang suami yang lagi mandi, Syifa membuka hp dan menscrol sosial media.
Beberapa menit kemudian.....
Raka sudah rapi dengan setelan baju kaos yang berwarna putih dengan di padukan celana selutut berwana hitam, sangat cocok dengannya sehingga menambah ketampanannya.
Mereka turun kelantai satu untuk makan bersama, walaupun Raka sudah makan tadi di kantor tapi dia tidak mau melihat sang istri bersedih dan dia berinisiatif untuk menemani sang istri untuk makan.
Sungguh suami idaman sekali.
Mereka sudah berada di meja makan dan langsung menyantap makanan yang ada di meja makan itu.
Raka tersenyum melihat sang istri yang sangat lahap makan.
"Pelan-pelan sayang, saya nggak akan mengambil makananmu." tegur Raka.
Tapi Syifa tidak peduli, dia terus makan sampai dia tersedak.
"Huk huk huk..."
Raka langsung menyodorkan air kepada Syifa langsung meneguk air itu sampai habis.
"Saya sudah bilang, kalau makan itu pelan-pelan. Kamu malah tidak mendengarkan perkataan saya." Raka terdengar marah, melihat sang suami yang memarahinya Syifa hanya bisa menunduk dengan air mata yang deras menetes.
"M-maaf Kak, Syifa tidak akan mengulanginya lagi." ucap Syifa segukan
Melihat sang istri yang menangis karena dia memarahinya, Raka sangat menyesal dia sangat sadar kalau sang istri sekarang lagi hamil pasti sangat sensitif.
"Maaf Sayang, kakak tidak bermaksud memarahimu." Raka langsung memeluk sang istri.
Syifa hanya mengagguk dan menatap Raka dengan mata bengkaknya.
"Syifa juga minta maaf, kalau salah."
"Ya udah, lanjut makannya."
Mereka pun melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda.
.....Mereka sekarang tengah tertidur, tapi Syifa terbangun dari tidurnya dan melihat jam sudah pukul 02.00. Syifa merasa sangat pengen memakan martabak, dia melihat di sampingnya terlihat sang suami sangat pulas tidur, dia jadi tidak tega membangunkannya tapi dia sangat pengen makan martabak akhirnya dia memutuskan untuk membangunkan suaminya.
"Kak...kak..." Syifa menggoyangkan tubuh Raka.
"Hmmm...." Raka menggeliat dalam tidurnya.
"Kakak bangun, ih!" Gerutu Syifa kesal, karena sang suami yang tidak kunjung bangun.
Raka membuka matanya dan menatap sang istri yang lagi memasang tampang kesal, melihatnya.
"Apa sayang?" tanya Raka, dengan suara yang serak karena baru bangun tidur.
"Mau martabak..." rengek Syifa sambil menggoyangkan lengan Raka.
Raka mengecek jam ternyata pukul 02.00. Mana ada yang jual martabak jam segini, pikir Raka tapi demi sang istri dia sanggup ngelakuin apapun demi memenuhi ke inginan sang istri.
"Bentar ya, saya telpon Fajar dulu biar dia yang membelikan kamu martabak."
Saat Raka hendak mengambil hp nya di atas nakas, tangan Raka di tahan oleh Syifa. Raka menatap bingung sang istri.
"Syifa mau, Kakak yang langsung pergi beli."
"Tapi kan sayang-"
"Nggak ada tapi-tapian, kakak nggak sayang sama Syifa?!" tanya Syifa dengan kesal.
"Bukan gitu sayang-. Ah oke-oke saya akan pergi membelikanmu." putus Raka sembari berjalan ke arah lemari dan mengambil jaketnya dan kunci mobil, sebelum dia keluar Raka mengecup kening sang istri sekilas lalu berpamitan.
Bersambung.....
Jangan jadi pembaca gelap tinggalkan jejak👣
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Cold Man
RomanceProlog "Sah?" "Sah!" Suara yang menandakan bergantinya gelar dua anak manusia beda jenis kelamin itu menggema di sebuah Rumah Mewah, yang merupakan tempat dua insan manusia itu mengucapkan janji suci di hadapan Allah SWT dan juga di hadapan banyak o...