24

558 27 1
                                    

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA.

SEMOGA KALIAN SUKA YAH!

Dan jangan lupa untuk vote dan komen di paragraf yang kalian suka:)

Happy reading guys
.
.
.
.
.
.
.

"Karena sabar, aku sakit. Karena setia, aku kecewa. Karena rindu, aku menangis. Karena cinta, aku terluka. Dan karena Sayang, aku bertahan.

-Syifa Maeda Salsabila





.....

Keadaan Raka semakin memprihatinkan, baju yang lusuh dan rambut berantakan. Dia sekarang menatap lurus ke depan dengan pikiran yang kacau, memang penyesalan terjadi akhir ketika seseorang yang kita cintai sudah pergi dari kita.

Tidak terasa sudah satu bulan, Syifa meninggalkan Raka sendiri. Raka pernah mencari Syifa ke kampus tapi dia tidak menemukan wanita itu, dia mau mencari Syifa ke rumah teman-temannya tapi Raka tidak tahu teman-teman Syifa.

"Arrgggh! Sayang tolong kembali Kakak menyesal!" teriaknya sambil melempar vas bunga yang terbuat dari kaca itu, dia menangis sejadi-jadinya di kamar yang sangat berantakan banyak belang-belang pecahan berserakan di sana.


******


Sebenarnya Syifa sangat merindukan sang suami tapi kejadian waktu lalu yang membuat egonya menolak semua itu.

"Syifa ayok turun!" teriak Zanna, ya masih di rumah Zanna. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa orang tua Syifa tidak menghubungi Syifa kan?.

Pernah waktu itu Bundanya Syifa menghubungi cewek itu dan menanyakan kabarnya di sana, soalnya orang tuanya tinggal di Bogor sedangkan dia di Jakarta. Tapi cewek itu mengatakan bahwa dia baik-baik saja, padahal dia ada masalah tapi tidak mau kasih tau orang tuanya.

Syifa keluar dari kamar Zanna turun dan menuju ke arah meja makan di mana dia sudah di tunggu oleh sahabatnya itu.

"Ayok sini duduk, tadi Bibi sudah bikinan kita nasi goreng." katanya sambil tersenyum.

"Iya," jawabku dan duduk di kursi yang ada di sana.

Kami memulai makan dengan takzim, tidak ada yang berbicara sampai akhirnya Zanna membuka pembicaraan.

"Lo yakin mau pergi ke kampus Syif?" tanya Zanna sambil menatapku.

"Iya aku sudah lama banget nggak ke kampus, ini aja banyak banget tugas yang di kasih oleh dosen." kataku

"Iya udah, tapi di sana Lo bilang ya sama gue kalau Lo capek atau apa," ujarnya khawatir

"Kayak aku mau pergi perang aja," ucapku terkekeh, Zanna seketika cemberut.

"Kan gue khawatir sama Lo dan dedek bayi." katanya masih dengan wajah cemberut.

"Kamu tenang aja nanti saya, kasih tahu kok." ucapku tersenyum, wajahnya yang semula cemberut jadi tersenyum senang.


Skip!

Sesampai kiata di kampus banyak pasang mata yang melihat kearahku.

"Udah jalan aja jangan hiraukan mereka," bisik Zanna

Aku hanya mengangguk dan melanjutkan jalan menuju kelas. Kalian pasti tanya di mana keberadaan Shaira? Dia belum datang biasalah murid teladan alias kebalikannya.

Kita memasuki kelas dan duduk di bangku tempatku di susul oleh Zanna juga duduk di dekatku.

"Mereka kenapa sih?" tanyaku pada Zanna. Dia hanya mengedikan bahunya tanda dia tidak tahu.

"Ya sudahlah jangan di pikirin" katanya

"HALLO EPRIBADIH!!!" tariak seseorang siapa lagi kalau bukan Shaira, kami yang melihatnya hanya bisa memutar mata malas.

"Bisa nggak usah teriak-teriak!" sungut Zanna kesal

"Nggak," jawabnya santai.

"Sabar, orang waras mah ngalah." kata Zanna yang membuatku tertawa apalagi lihat wajah Shaira yang kesal dengan perkataan Zanna barusan.

"Lo! Kata gue gila ha?!" tanya Shaira kesal

"Gue bilang gitu ya tapi Lo," ejek Zanna

"Lo ya--" perkataan Shaira terpotong karena dosen sudah masuk.





Bersambung.....






Hallo gays jangan lupa baca dan komen ya biar authornya tambah semangat bikin ceritannya ☺️









My Husband Is A Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang