BAB 14. DIA KEMBALI

632 74 9
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Jangan lupa vote nya manusia baik><

Happy Reading

"Ikhlas memang sulit tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, agar orang lain tak kecewa."

-Syilla Raquenlla Brawijaya

🥀🥀🥀

Keadaan syilla sudah mulai berangsur membaik ia sudah mencoba mengikhlaskan alm.leo namun, kini sifatnya yang jauh berbanding terbalik dengan sifat yang asli menurut dr.arga itu adalah salah satu dampak dari psikis syilla yang kembali terusik.

"Makan yah." Bujuk tasya hanya di balas gelengan oleh syilla.

Mereka hanya berdua di ruangan bernuansa putih ini syilla sedari tadi terus diam, ia hanya akan menjawab dengan anggukan dan gelengan.

"Lo belum makan, ayo makan." Paksa Tasya kembali.

"Engga." Tolak syilla singkat, ia kembali menolehkan wajahnya ke arah jendela.

Tasya menghela napas pelan "Lo mau apa? Gue beliin deh." Bujuk Tasya kembali.

"Gue mau bang leo." Lirih syilla.

Plak!

Suara tamparan itu menggema di seluruh ruangan, bahkan anak anak balck diamond pun menyaksikannya di luar, wajah syilla menoleh ke arah kiri.

Syilla menatap tasya yang menatapnya dengan pandangan sulit di artikan, kecewa, khawatir bercampur menjadi satu.

"Gue tau lo terpukul! Tapi jangan kaya gini syill! Mana janji lo yang bilang gak akan kaya gini lagi!" Bentak Tasya dengan air mata yang menetes

"Mana syilla nya gue! Syilla yang gue kenal gak pernah nyerah! Segitu doank kemampuan lo buat bangkit?"

"KEMBALIIN SYILLA GUE YANG DULU!" jerit tasya dengan mengguncang bahu syilla.

Air mata tasya luruh kian semakin deras hal itu membuat syilla diam mematung, keadaan kembali hening Syilla menghela napas pelan menoleh pada Tasya yang menatapnya sendu.

"Gue cuman kangen bang Leo." lirih Syilla dengan air mata kembali menetes.

"Bang leo pasti kangen lo, lo harus ikhlasin bang Leo syilla masih ada kita di sini, bang leo bisa gak tenang kalo lo belum ikhlas." ujar tasya membuat syilla terdiam.

"Maaf." Lirih syilla.

"Maafin gue."

"Lo harus bisa lupain semuanya syil,"

"Engga gampang sya." Lirih syilla dengan air mata yang kian semakin menetes.

Tasya memijat keningnya dengan mata terpejam "Gue tau gak gampang buat lo lupain bang leo, tapi seenggaknya lo harus bangkit syilla masih ada kita di sini."

"Apa dengan lo kaya gini, bang leo bisa hidup lagi? Engga syil," sambungnya.

Syilla mendongak menatap tasya yang menatapnya putus asa, ia merentangkan tangannya mengkode minta di peluk.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang