BAB 28. BREAK UP

321 39 0
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

"Ijinkan aku egois, jika itu menyangkut kamu."

- Syilla Raquenlla Brawijaya

🥀🥀🥀

Syilla berjalan di koridor seorang diri, ia tersenyum ramah sesekali membalas sapaan adik kelas ataupun teman seangkatannya, yang menyapa nya pagi ini.

Sebenarnya ia belum boleh untuk sekolah di karenakan dirinya masih belum sembuh, namun syilla tetap lah syilla dengan segala keras kepalannya, membuat ketiga abangnya pasrah.

Syilla tersenyum miris, menatap kedekatan Caca dan Samuel di depan kelas XI IPA 2, ia menghela napas dirinya tak akan mengganggu Samuel terlebih dulu.

Samuel menatap syilla, gadis itu melewatinya begitu saja seolah dirinya tidak ada di sana, ada yang berbeda Samuel melihat syilla lebih pucat dari sebelumnya. Apakah gadis itu sakit?

"Syilla." Panggil Samuel.

"Iya?" Jawab syilla dengan membalikan badan.

"Istirahat gue tunggu di taman belakang sekolah." Ujar Samuel dingin.

"Iya, aku pasti dateng." Ucap syilla dengan tersenyum manis, namun mampu membuat Samuel sakit.

"Pagi syilla cantik," sapa baret.

"Pagi." Ramah syilla dengan tersenyum.

Suasana kelas ipa 1 belum terlalu ramai,hanya ada beberapa siswa dan siswi.

"Syilla baik baik aja kan?" Tanya Dian.

"Gue baik." Elak syilla.

"Muka kamu pucet syil." Beritahu Metha.

"Gue gapapa sans." Yakin syilla.

BRAK!!

"MONYET!" Kompak mereka.

"Apaan si sya."

"Goblok, lu ngapain pagi pagi anjirr."

"Mau marah tapi dia Tasya."

"Hehe sorry." Ucap Tasya dengan cengengesan.

"Lu kenapa ninggalin gue ihh." Kesal Tasya.

"Kan elu lagi ngobrol sama zicho." Kesal syilla.

Memang keduanya berangkat bersama pagi ini, tapi saat di parkiran Tasya asik mengobrol dengan zicho, membuat syilla meninggalkannya.

"Udah lah, sini kerjain biologi lu." Perintah syilla.

"Oh iyh gue lupa, belum ngerjain." Ringis Tasya.

Mereka kembali pada kegiatan masing masing, namun pikiran syilla melayang saat tadi Samuel memanggilnya, apa yang akan laki laki itu ucapkan?

Lamunan syilla buyar saat bel berbunyi, ia memperbaiki duduknya, bertepatan dengan itu guru pun masuk.

Teng.... Teng.... Teng....

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang