BAB 15. LEMBARAN BARU

572 63 0
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

"Syilla mana Bund?" Tanya Dave saat ia tak melihat adik bungsunya di meja makan.

"Masih di kamar dia." jawab Shireen.

"Biar Zidan aja." Ujar Zidan beranjak berdiri menuju kamar syilla di lantai atas.

Syilla telah pulang tadi siang, keadaanya jauh lebih baik namun tetap ia tak boleh melakukan hal hal, yang membuat pikirannya drop kembali.

Hal itu membuat mereka menjadi lebih posesif pada syilla, namun tak apa syilla tak mempermasalahkan akan hak itu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Syilla?" Panggil Zidan dari luar.

"Bentar." teriak Syilla.

Cklek!

Tak lama pintu terbuka menampilkan Syilla dengan baju tidur berwarna cream, dengan rambut di ikat namun sedikit acak acakan.

"Kenapa bang?" Tanya Syilla.

"Ayo makan malam." ajak Zidan dengan menarik tangan Syilla.

Syilla hanya menurut sampai Akhirnya mereka sampai di meja makan "Malam semua, maaf Syilla lama." ucap Syilla.

"Malam sayang." jawab mereka kompak.

Syilla duduk di apit dengan Zidan dan Lio membuat Dave memberengut kesal, mereka makan dengan tenang hanya ada suara dentingan sendok makan yang terdengar.

Memang peraturan keluarga Brawijaya untuk tak berbicara ketika makan itu suatu hal yang mengganggu menurut mereka.

Selesai makan mereka berbincang bincang di ruang keluarga rutinitas yang di lakukan mereka sampai saat ini.

"Queen?" Panggil Adam.

"Yes dad?" Jawab syilla dengan menoleh ia tengah memakan coklat kesukaannya.

"Ayah mau tanya, apa benar kamu berpenampilan nerd hanya untuk balas dendam?" Tanya Adam.

Pertanyaan dari sang ayah membuat syilla diam mematung, ia berhenti memakan coklat sejenak keadaan menjadi hening hanya ada suara tv.

"Dan kamu menyembunyikan marga Brawijaya, membuat kamu di buly satu sekolah." sambung shireen lagi lagi tak ada jawaban dari syilla.

"Jawab queen." pinta Adam tegas.

"Iya." jawab syilla pelan dengan kepala menunduk.

Helaian napas gusar terdengar mereka sama sama saling diam Dava, Dave, dan Lio pun diam tak ingin ikut campur, sedangkan Zidan ia tengah berkutat dengan laptopnya meskipun mendengar ucapan mereka.

Syilla mendongak "Maaf bund, ayah." Ucap syilla pelan.

"Karena perbuatan kamu, kamu kita hukum." Ucap Shireen membuat queen mendongak.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang