BAB 19. CAL ME 'SAYANG'

505 55 0
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

"Nih." Ucap tasya menyodorkan botol Aqua pada syilla.

"Makasih sya." Jawab syilla.

Mereka tengah joging, pagi pagi sekali mereka datang tak hanya berdua ada kedua Abang syilla ,Samuel dan inti Balck diamond namun mereka terpisah dengan Tasya dan syilla.

Kini keduanya tengah lesehan di taman yang ada, lapangan ini luas banyak pedagang kaki lima juga di sini membuat suasana semakin ramai.

"Mereka mana si?" Tanya Tasya mengedarkan pandangannya.

"Gatau, kan tadi ke pisah." ucap syilla.

"Lagian lari ke robot aja, cepet banget." gerutu Tasya membuat syilla tertawa pelan.

Semilir angin menerpa wajah cantik dua gadis ini, mempunyai paras cantik, kulit putih, hidung mancung, bulu mata lentik, sempurna bukan?

Namun seperti yang kita tau 'Tak ada Manusia Yang Sempurna di Dunia' begitupula dengan mereka berdua masih banyak kekurangannya entah dari sikap atau perilaku.

"Pengen cilok." ucap Tasya.

"Ayo beli." ajak syilla menarik tangan Tasya menuju tukang cilok.

Sedari tadi banyak yang memperhatikan mereka berdua selain cantik siapa yang tak tau dengan anak dari keturunan  keluarga brawijaya dan lesham?

Keluarga terpandang yang memiliki perusahaan pertama dan ketiga di dunia.

"Mang, cilok nya 5000 dua yah." Pesan syilla.

"Siap neng."

Sembari menunggu cilok siap Tasya mengedarkan pandangannya, seketika netra coklatnya berhenti pada dua insan yang tengah tertawa lepas seperti tak ada beban, terlihat sangat serasi, namun apa ini mengapa dadanya terasa sesak.

Tasya mengalihkan tatapannya air matanya menetes namun dengan segera tangan seseorang menghapusnya membuat ia tergelonjak kaget.

"Gak usah nangis, dia bukan yang terbaik buat Lo." ucap zicho.

Yap! Dia zicho sebenarnya dirinya tak sengaja melihat Tasya sedang memperhatikan seseorang saat dia dan yang lainnya menghampiri dirinya dan syilla. Hatinya ikut sakit saat air mata Tasya jatuh entah perasaan apa ini, cinta? Mungkin.

"Gue gapapa." Kilah Tasya dengan menolehkan wajahnya ke arah lain.

"Gak usah bohong." Ucap zicho dingin

"Woi berdua Mulu." teriak Dave.

Mereka kompak menengok Tasya berjalan menjauh dari zicho saat syilla menyuruhnya mendekat, zicho hanya menghela napas pelan.

"Kenapa?" Tanya syilla.

"Engga, gue gapapa," ucap Tasya dengan merebut cilok itu kasar.

"Biasa donk monyet." kesal syilla yang tak di gubris.

"Mantan lo, noh." beritahu syilla dengan menunjuk seseorang yang di sebut mantan tadi.

"Bodo amat." acuh Tasya.

"Hilih, bodo amat bodo amat, terus tadi nangis kenapa?" Ledek syilla.

"Siapa yang nangis." kilah Tasya membuat syilla tertawa.

Syilla suka melihat wajah Tasya saat salah tingkah, menurutnya lucu saja sahabatnya ini tak mau mengaku hanya karena gengsi.

"Pulang yu." ajak Samuel dengan merangkul pundak syilla.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang