CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI
DAN DI HARAPKAN UNTUK TIDAK SALAH PAHAM DENGAN JUDUL!!
INI HANYA SEDIKIT ADEGAN YANG MUNGKIN BISA MEMBUAT ANDA JIJIK, MUAL, DAN SEBAGAINYA.
SAYA SARANKAN JIKA MEMBACA PART INI SEDANG TIDAK MAKAN, APAPUN ITU
LATS PLAY
Happy Reading
"ARGHHHHH!"
Laki laki tampan ini terbangun tengah malam Dengan napas memburu, matanya menggelap menahan hasrat yang membuncah di dalam dirinya.
Ia menatap Poto di nakas, tatapannya sangat sulit di artikan ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya.
"Gue gak bisa, ini terlalu menyiksa." Monolognya dengan kepala tertunduk.
Dengan segera ia menyambar ponsel di nakas, mengetik beberapa digit angka menelpon seseorang.
"....."
"Saya meminta satu orang, bawa dia ke gedung lama sekarang!" Perintahnya tegas.
Tut!
Tanpa menunggu jawaban ia memutuskan sambungan itu sepihak, dirinya bangkit, berjalan menuju walk in kloset mengganti baju menjadi serba hitam.
"Maaf, saya ingkar janji." Ucapnya menatap Poto di nakas sebentar sebelum bergegas pergi.
Mobil sport hitamnya berjalan dengan kecepatan di atas rata rata, jalanan malam ini sepi jadi dia tak segan segan untuk menambah kecepatan mobilnya.
Tak lama laki laki ini sampai di depan gedung usang nan lusuh, hanya ada satu lampu yang menyala.
Derap langkahnya semakin jelas di gedung tua ini, suasana yang hening dan semilir angin menambah kesan horor tersendiri.
Seolah sudah hapal di luar kepala, dengan langkah pasti ia melangkah menuju salah satu ruangan untuk menemui seseorang.
"Tuan." Sapa salah satu laki laki tinggi berotot.
"Di mana dia?" Tanya laki laki yang di panggil tuan ini.
"Dia di dalam tuan,"
"Kunci pintu, saya tidak ingin di ganggu!" Ucapnya tegas yang di balas anggukan.
Langkah kakinya berjalan mendekat pada seorang perempuan yang tengah terduduk, dengan tangan di ikat ke belakang.
Pakaiannya yang jauh dari kata manusia yang memiliki attitude, celana pendek sebatas paha, baju tipis memperlihatkan buah dadanya yang—ah itu tidak pantas di sebut baju namun lebih tepatnya.
Kain serbet.
"Lepaskan saya!" Bentaknya dengan menatap mata laki laki di depannya ini Nyalang.
"Diam!" Pria ini balas membentak, membuat perempuan yang di ketahui bernama melody ini menunduk takut.
Melody adalah salah satu sekertaris di perusahannya, ia menggelapkan uang perusahaan dan membawanya lari dengan jumlah 400 milyar Membuat laki laki di depannya ini geram.
"Saya m-mohon lepaskan saya." Cicitnya dengan air mata perlahan turun.
"Simpan air mata mu itu bicth."
"Mari bermain main." Sambung laki laki di depannya dengan mengeluarkan pisau.
Seketika melody melorotkan matanya, tak sanggup harus mati sekarang ia merutuki dirinya sendiri menyesal karena telah berurusan dengan laki laki kejam dan sadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYILLA || SELESAI
Teen Fiction•Follow Sebelum Baca •Vote Serta Komen Judul Sebelumnya [My Psycho Grillfreind] "Menganggu ketenangan saya? Anda mencari mati!" Syilla Raquenla Brawijaya, orang orang mengenalnya dengan gadis cupu, miskin, bisu dan pintar namun siapa sangka di ba...