BAB 24. MENYEBALKAN

451 49 2
                                    

Annyeong!!!
Syilla and the Genk kombekkk👋🤘kangen kami? Engga? Yaudah bye!!

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

GUDUBRAK!!

"Jalan tuh pake mata!" Bentak perempuan didepan nya.

"Di mana mana jalan pake kaki kali," sinis tasya dengan mencoba berdiri, di bantu syilla.

Ia tak sengaja menabrak seorang perempuan ahk bukan menabrak tapi lebih tepatnya di tabrak saat di pertigaan koridor, saat mendongak ia menatap malas perempuan di depannya, ia Caca.

"Minta maaf." Angkuh Caca.

"Lo yang salah, ngapain gue yang minta maaf?" Tanya Tasya kesal.

"Heh! Lo yang nabrak gue yah!" Bentak Caca.

"Udah minta maaf aja sya," lerai syilla

"Gue gak butuh belas kasihan Lo!" Seru Caca kembali, tangannya menunjuk tepat di depan wajah syilla.

"Gak usah tunjuk tunjuk bisa gak? Lo di sini yang nabrak! Kenapa gue yang harus minta maaf?" Marah Tasya menepis tangan caca

Mereka menjadi pusat perhatian, dengan bel yang telah berbunyi membuat banyak siswa maupun siswi, yang melihat pertengkaran mereka.

"Lo yang salah!" Kekeh Caca

"Lo tuh ya," geram Tasya. Pergerakannya terhenti saat syilla menahan tangannya.

"Gak boleh kasar sya," peringat syilla pelan.

"Tapi nih cewe songong!" Bentak Tasya.

"Heh! Elu yang mulai yah!" Caca tak mau kalah, tangannya bergerak akan menampar Tasya namun di tahan syilla.

"Gak usah kasar sama temen gue." Peringat syilla pelan.

Tiba tiba Caca menampar wajahnya sendiri saat tangan syilla masih memegang tangannya, bertepatan dengan itu Samuel, dan inti Balck Diamond datang.

"El, dia nampar aku," adu Caca pada Samuel.

Syilla menyeringitkan dahinya heran, drama macam apa ini? Dia yang salah mengapa ia yang di salahkan?

"Syil," Panggil samuel menatap syilla.

"Kamu percaya dia?" Tanya syilla tak percaya.

"Sakit el." Manja Caca dengan menangis.

Tiba tiba syilla menarik tangan caca paksa, untuk berhadapan dengan nya.

Plak!

Suara tamparan itu nyaring terdengar, syilla menampar pipi Caca membuatnya mengeluarkan sedikit darah.

"T-tuh kan, di depan el aja, di-dia berani nampar aku." Cicit Caca terbata, mengadu pada Samuel.

Laki laki itu menoleh "Apa? Mau bela dia? Silahkan bela, jangan peduliin aku," ketus syilla dengan berjalan menjauh dari sana.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang