BAB 38. DENDAM YANG TERBALASKAN 18+ ⚠️

383 41 1
                                    

Panjang banget judulnya haha🤣 udah tau kan arti tandanya, gak lebih ko paling cuman tembak tembakan

Jangan lupa vote serta komennya

Selamat Membaca

Sinar mentari sudah menampakan wujudnya, burung burung berkicau menambah kesan sejuk dan damai. Namun tidak dengan keadaan hati dari keluarga Brawijaya, di sana terdapat beberapa orang dengan pakaian serba hitam sepertinya anak buah dari Adam.

Sudah terhitung lima hari Shireen dan syilla menghilang, di tambah Samuel yang tak menampakan wujudnya membuat mereka kalang kabut.

Terlebih teror yang mereka dapat dari orang yang tidak bertanggung jawab, membuat amarah adam memuncak. Pagi ini mereka kembali mendapat teror berisi bangkai tikus dengan angka—sama seperti lima hari sebelumnya.

"Permisi tuan."

Sedang sibuk dengan pikiran masing masing mereka di kejutkan dengan maid  yang membawa satu orang laki laki berpakaian serba hitam.

"Ada yang ingin bertemu non Tasya." Beritahu bi nurmi sopan.

Dengan serempak mereka menatap tasya "Siapa?" Tanya adam.

Tasya mendongak "Dia temen tasya, biarin dia di sini." Ucap tasya dengan suara serak, sebab dari semalam dia tak henti hentinya menangis.

"Baik non kalau gitu saya permisi." Pamit bi Nurmi.

"Ada apa?" Tanya Tasya.

"Maaf saya lancang, ada yang perlu saya bicarakan mengenai keberadaan nyonya Shireen, dan nona syilla." Jelas laki laki itu.

Alis Adam tertekuk mendengar penjelasan pria itu, tak hanya dirinya namun mereka semua pun sama.

"Silahkan duduk." Titah Adam yang di anggukki pria itu.

"Gimana?" Tanya Tasya.

Laki laki itu menoleh "Keadaan semakin kacau, nyonya Shireen dalam bahaya ." Jelas singkat laki laki itu.

"Maksud Lo apa?" Bentak Dava.

"Tenang bang." Ucap Adam.

"Maksud lo?" Tanya tasya tak mengerti.

"Apa ini ada kaitannya dengan teror yang terjadi?" Tanya dava menyela saat Dito- pria berbaju hitam itu akan bersuara.

"Teror apa?" Tanya Dito.

"Tasya nemuin kertas yang sama di kotak tadi, berisikan angka 19 dan 6." Jelas Tasya.

Adam mengambil kertas yang di sodorkan Tasya, seketika ia menyeringit kan dahinya heran, dirinya memijit pelipisnya pelan—pusing.

"Cuman ini?"

Tasya menggelengkan kepalanya "Ini." Ucapnya dengan mengeluarkan kertas lainnya sebanyak 4 kertas.

Mereka menatap satu persatu kertas itu dengan bingung, pasalnya mereka tak mengerti.

"Golden key." Celetuk zicho.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang