BAB 41. LAMBORGHINI • EKTRA PART I

438 23 5
                                    

Happy Reading

"Gimana bulan madu Lo kemarin? Seru?"

"Seru, gue banyak ke tempat tempat wisata di sana." Jawab syilla dengan meneguk minumannya.

Tasya mengangguk "Gue juga pengen ke sana anjir." Rengek Tasya.

"Ajak zicho aja."

"Susah, udah gue ajak dianya engga mau." Keluh tasya.

Syilla terkekeh "Paksa aja, nanti juga dia mau, dia kan bucin sama lu."

"Yeeee, lu juga bucin ya sama Samuel." Kesal tasya yang di balas tawa oleh syilla.

Kini keduanya tengah berada di lapangan indoor sma atlantis di mana ada teman teman Samuel yang tengah bermain basket.

Hubungan rumah tangga syilla dan Samuel sudah berjalan beberapa bulan ini, namun keduanya masih belum di karuniai seorang anak, bukan mereka yang belum di percayai untuk memiliki anak.

Tetapi karena keinginan syilla yang menolak untuk mendapatkan momongan cepat cepat, ia ingin menikmati waktu berdua bersama sang suami.

Samuel pun hanya mengiyakan, menurutnya tidak ada salah nya juga jika mereka menunda untuk mendapatkan momongan.

Keheningan terjadi di antara keduanya, tasya menatap syilla yang tengah menatap lurus ke depan dengan gelisah, apa iya dirinya harus membicarakan ini?

"Syil." Panggil Tasya.

"Kenapa?" Tanya syilla dengan menoleh sebentar.

"Kenapa?" Tanya syilla kembali dengan menatap Tasya, saat perempuan itu tak kembali bersuara.

Tasya terus saja diam, ia menggerakkan kaki nya berulang kali, dengan tangan saling bertautan meremas rok yang di pakainya, syilla menaikan sebelah alisnya heran tak biasanya sahabatnya itu begitu.

"Zicho marah." Ucap Tasya setelah sekian lama terdiam.

"Marah kenapa?"

"Salah paham."

"Karena?"

"Gue kemaren ketauan balik bareng cowo." Ucap Tasya pelan.

Syilla menolehkan wajahnya terkejut "Sama siapa?"

"Bima." Jawab Tasya.

"Bima? Sepupu Lo?" Tanya syilla kembali memastikan.

"Iya, gue udah jelasin tapi tetep dia diem aja, bahkan dia gak mau di ajak ngobrol." Jelas Tasya.

"Cemburuan banget si heran." Gerutu Tasya.

Syilla terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu, kemudian ia kembali menatap ke arah depan.

"Ihh, malah diem." Gerutu Tasya kesal.

"Terus gue harus gimana? Salto?" Tanya syilla.

"Gak gitu konsepnya."

"Terus?"

"Kasih saran donk, gue harus gimana lagian kan dia cuman sepupu, cemburuan banget." Keluh Tasya.

"Cemburu itu gak Mandang dia siapa, mau sepupu, temen, sodara, Kaka, kalau cemburu yah cemburu Tasya." Jelas syilla.

Tasya mencebikan bibirnya kesal "Terus gue harus gimana?"

"Minta maaf lah, jelasin ke dia."

"Kalau dia mau di ajak ngomong, udah gue jelasin dari kemaren." Gerutu Tasya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang