BAB 17. BAKSO DAN PERKELAHIAN

547 63 3
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

Motor sport hitam itu melaju dengan kecepatan rata rata membelah ramainya kota Jakarta di bawah teriknya matahari.

Dua manusia ini sama diam tak membuka suara dengan Samuel yang fokus dan syilla yang memejamkan matanya dengan menyenderkan kepalanya di punggung samuel, menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

"Mau makan di mana?" Tanya Samuel dengan sedikit berteriak menolehkan wajahnya ke belakang.

"Di mana aja, tapi gue pengen bakso." Jawab syilla.

Samuel hanya menganggukkan kepalanya paham tangannya mengelus tangan syilla yang melingkar di pinggangnya, banyak yang memperhatikan kedua insan ini namun mereka tak peduli.

"Jangan tidur." peringat samuel.

"Engga ko." sahut syilla.

Syilla sedikit tersentak saat tangan Samuel bergerak mengelus lututnya kala motornya berhenti tepat saat lampu merah menyala.

"Sam." Panggil syilla dengan meletakan kepalanya di pundak samuel.

"Kenapa sayang?"

"Sayang sayang, mata elu juling." Kesal syilla membuat Samuel terkekeh.

"Ada Apa?" Tanya Samuel kembali dengan melajukan motornya.

"Di belakang ada yang ngikutin kita." Bisik syilla.

Samuel melirik spion sebelah kiri dan benar sedari tadi mereka di ikuti namun, seketika wajahnya berubah datar berbeda dengan syilla yang tertawa cekikikan.

"Itu bodyguard Lo tolol!" Sinis samuel.

"Haha, sorry deh." Ucap syilla dengan sisa tawanya.

Tak lama motor mereka berhenti tepat di penjual bakso kaki lima syilla dan Samuel turun dari motor.

Syilla maju satu langkah membuat Samuel yang baru saja membalikan badan terkejut karena jarak mereka begitu dekat.

"Bukain." Manja syilla.

Samuel menghela napas ia harus sabar saat syilla sedang manja seperti ini, tangannya bergerak membuka pengait helm mengacak sebentar rambut syilla

"Ayo." Ajak samuel memasuki tempat bakso itu.

"Bentar."

Syilla membalikan badan menatap wajah sangar para bodyguard yang di perintahkan oleh sang Kaka kanda.

"Emm, karena udah waktu makan siang, kalian boleh makan tapi ingat! Jangan jauh dari sini oke." Perintah syilla.

"Baik nona." Kompak mereka.

"Oke bye."

Syilla menarik tangan Samuel masuk ke dalam tempat penjual bakso duduk di dekat kipas.

"Mang, bakso nya dua yah." Pesan Samuel.

"Siap den." Ucap mang bakso.

Mereka saling diam dengan syilla fokus pada ponselnya sedangkan Samuel memperhatikan wajah manis syilla dari depan.

Tak lama mang bakso memberikan dua porsi bakso pada mereka syilla langsung saja menyimpan ponselnya saat baksonya sudah datang.

"Makasih mang." ucap syilla.

"Sama sama atuh neng."

Mereka asik makan saat syilla akan menambahkan kembali sambal tangannya di tahan Samuel untuk beberapa detik merek saling bertatapan.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang