BAB 29. RAPUH

317 39 0
                                    

CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI

Happy Reading

"Tidak ingin menyalahkan keadaan, namun rasanya berat menerima kenyataan."

-Syilla Raquenlla Brawijaya

"Sesingkat apapun ceritanya, melupakan dan merelakan masih bukan perihal yang mudah."

-Anatasya Putri Lesham

"Sekuat apapun kamu mempertahankan dan sehebat apapun kamu memperjuangkannya, jika takdirnya bukan bersama dirimu maka ia kan tetap pergi dari mu."

🥀🥀🥀

Berdiri
ku memutar waktu

Teringat kamu yang dulu,
ada di sampingku setiap hari

Jadi sandaran ternyaman saat ku lemah
saat ku lelah,

tersadar ku tinggal sendiri
merenungi semua yang tak mungkin

bisa ku putar kan kembali seperti dulu
ku bahagia tapi semuanya hilang tanpa sebab kau hentikan semuanya

terluka dan menangis tapi ku terima
semua keputusan yang telah kau buat
satu yg harus kau tau ku menanti kau tuk kembali

jujur ku tak ingin engkau pergi
tinggalkan semua usai di sini
Tak tertahan air mata ini
mengingat semua yang telah terjadi

ku tak mau kau sama sperti aku tak ingin cinta usai di sini tapi mungkin inilah jalannya
harus berpisah

Terluka dan menangis tapi ku terima
semua keputusan yang telah kau buat,
satu yg harus kau tau
ku menanti kau tuk kembali

Tinggalkan semua di sini,
ku tak mampu sama sperti aku
tak ingin cinta usai di sini
tapi mungkin inilah jalannya
harus berpisah

"Berharap suatu saat nanti kau dan aku kan bertemu lagi, seperti yang kau ucapakan sebelum kau tinggalkan aku." Nyanyi syilla mengikuti lirik lagu yang terputar.

Musik itu berasal dari sebuah kamar minimalis milik syilla, angin malam menerpa wajah cantik nya, malam ini langit mendung tak ada bulan ataupun bintang, sama seperti hati syilla.

Ia menatap kosong ke arah depan, ingatannya kembali pada saat saat dirinya dan Samuel jauh sebelum perempuan itu datang. Hatinya kembali sakit, namun ia tak menangis.

Sejak kejadian dimana dirinya dan Samuel bertengkar hebat, ia tak mau keluar kamar bahkan untuk makan pun ia enggan, membuat Adam dan Shireen khawatir.

"Syilla mana bund?" Tanya zidan.

"Dia di kamar bang, dari pulang sekolah belum turun, bunda khawatir dia kenapa napa." Lirih shireen cemas.

"Biar Zidan samperin." Pamit Zidan dan berlalu meninggalkan meja makan.

Zidan berjalan santai menuju kamar syilla, memang adik bungsunya itu jika sudah memiliki masalah pasti akan mengurung diri di kamar.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang