CERITA INI SEDANG DALAM TAHAP REVISI
Happy Reading
Syilla telah kembali pada kegiatan sehari harinya, ia telah pulang dari rumah sakit 4 hari yang lalu, namun perban itu masih melekat di kepalanya karena abangnya yang posesif jadilah ia harus memakai perban itu.
Seperti biasa Syilla berjalan beriringan dengan Tasya, mereka menjadi pusat perhatian setelah kejadian di mana Syilla di tuduh mencuri, ia semakin menjadi bahan Bullying teman-temannya.
"Pagi baby."
Syilla terkejut lantas mendongak menatap wajah kenzie yang tengah tersenyum menatapnya, berbeda dengan tasya yang menatap kenzie sinis.
"Giman keadaan kamu udah mendingan? Maaf yah, aku gak jenguk kamu soalnya aku harus ke luar kota." Sesal kenzie dengan menyentuh tangan Syilla.
"Iya gapapa ko." Jawab Syilla dengan senyuman manisnya.
Tasya berdecak "Keluar kota? Bilang aja gak mau jenguk sahabat gue," sinis tasya.
"Gak usah fitnah loh! " Marah Kenzie dengan maju satu langkah, namun di tahan oleh tangan mungil Syilla.
"Sya udah donk," ucap Syilla pelan.
"Apa gue bicara fakta yah!" ucap Tasya sinis.
"Jaga omongan Lo!" tunjuk Kenzie pada Tasya.
Tasya terkekeh sinis ia balik menatap kenzie tak takut "Apa? Emng bener kan lo gak mau jenguk syilla, karena lo sibuk pacaran sama jalang jalang lo itu." Ucap tasya menggebu-gebu, membuat syilla yang mendengarnya melotot kan mata.
"Gak usah fitnah gue!" Bentak Kenzie.
"Udah jangan berantem," lerai syilla dengan pelan.
"Sya udah yah," ucap Syilla
"Harusnya lo urusin jalang Lo aja! ngapain perhatian sama sahabat gue hu?" Tanya tasya sinis.
Tak lupa mereka kini mereka telah menjadi sorotan siswa maupun siswi sma atlantis, termasuk Bella yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Tasya!"
Sontak tasya terkejut, bukan hanya tasya tetapi mereka semua pun sama terkejutnya, tasya menatap syilla heran syilla membentak nya demi membela laki laki brengsek ini?
"Lo bentak gue, cuman karena cowo brengsek kaya dia?" Tanya tasya dengan mata mulai berkaca kaca.
"Lo pantas di bentak, omongan Lo gak ada bukti." Sinis kenzie.
"Lo diem!" Bentak tasya.
"Tasya cukup!" Bentak syilla kembali.
Tasya menggelengkan kepalanya dengan mata yang semakin berkaca kaca "Gue kecewa sama lo syill." Ucap tasya dengan air mata yang meluruh jatuh.
Tasya lari dari sana hatinya sakit syilla lebih membela kenzie di banding dirinya, teriakan dari syilla pun tak ia hiraukan.
"TASYA!" Panggil syilla, saat ia ingin mengejarnya tangannya di tahan oleh kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYILLA || SELESAI
Teen Fiction•Follow Sebelum Baca •Vote Serta Komen Judul Sebelumnya [My Psycho Grillfreind] "Menganggu ketenangan saya? Anda mencari mati!" Syilla Raquenla Brawijaya, orang orang mengenalnya dengan gadis cupu, miskin, bisu dan pintar namun siapa sangka di ba...