EPILOG

22.4K 1.7K 122
                                    

Maret, 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maret, 2023.

Riuh rendah terdengar mengisi seluruh penjuru aula gedung rektorat Zenius University sore itu. Dalam rangka mencari pemimpin baru, panitia pemilihan ketua menggelar uji masyarakat kampus yang merupakan uji publik para kandidat. Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengenalkan visi, misi, gagasan, dan program yang akan dijalankan para pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM Zenius University tahun ini.

Terdapat dua pasangan terpilih yang nantinya akan bersaing merebutkan gelar tersebut. Nomor urut satu adalah Radit dari FH 2020 sebagai calon ketua dan Bima dari FISIP 2020 sebagai calon wakil ketua. Sedangkan, nomor urut dua adalah Andra dari FK 2020 sebagai calon ketua dan Raga dari FK 2020 sebagai calon wakil ketua.

Andra memang mempercayakan Raga menjadi pasangannya di pemilihan kali ini meskipun sempat terkendala, mengingat keduanya berasal dari fakultas yang sama. Namun, karena kegigihan Andra dalam menyiapkan grand design jauh-jauh hari dan sering meminta pendapat kepada Raga dan Satya, ia semakin yakin jika Raga adalah orang yang tepat untuk membantu menjalankan rencana program kerjanya selama satu periode ke depan.

Sementara Satya, lelaki itu tidak mau repot-repot menginginkan posisi Raga, karena ia merasa belum siap mengemban tanggung jawab tersebut dan lebih memilih mengajukan diri masuk ke Kementerian BEM jikalau Andra dan Raga terpilih nantinya.

Andra meneguk sisa air mineral dari dalam botolnya, sebelum mendongak saat pundaknya ditepuk pelan oleh Satya.

"Masih gugup?"

Andra menghela napas selama beberapa saat dan menggeleng. "Udah enggak. Malu, lah, wajah wakil gue aja masih stay cool gini," ucap Andra sembari menepuk pundak Raga yang duduk di kursi sampingnya.

"Grand design kalian udah oke dan matang banget. Good luck, guys. Gue percaya kalian bisa."

Raga dan Andra sama-sama mengangguk. Lantas, serempak berkata, "Thanks ya, Sat."

"Asal lo pada jangan malu-maluin gue kalau sampai nggak jadi. Harus jadi pokoknya."

Keduanya tergelak seiring Satya yang berlalu pergi kembali ke tempat duduknya. Sepeninggal Satya, mereka kembali diselubungi oleh rasa gugup saat melihat seluruh audiens dan panelis mulai memasuki aula.

Andra menghadap ke arah Raga yang saat itu juga mengarah kepadanya. Setelah Andra mengangguk sambil tersenyum mantap, keduanya berjalan menuju belakang panggung yang ada di aula rektorat, menunggu hingga nama mereka dipanggil.

Beberapa saat kemudian, setelah pasangan nomor urut satu sudah berada di panggung, kini giliran nama Andra dan Raga yang dipanggil.

"Kita sambut pasangan nomor urut dua. Rafandra Aris Wiguna dan Raga Aditya Sanjaya!"

Riuh tepuk tangan kembali menggema memenuhi aula rektorat sore itu. Mereka memang pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM Universitas yang paling cocok selama ini, didukung dengan kiprahnya pada organisasi dan prestasi lainnya.

Meeting Point (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang