vote yuu—!!
[°°°]
"Astaga Pangeran!"
Penasihat kalang kabut. Pangerannya mengamuk seperti banteng setelah pulang dari jalan-jalannya. Ayolah, dia ini hanyalah pria tua yang tadinya sedang berdiri nyaman menatap jendela menunggu tuannya pulang. Namun tiba-tiba, Pangeran Dimas datang dengan wajah ingin menonjok siapapun yang menghalangi jalannya.
"Akan kubuat laki-laki itu menyesal karena telah berbohong dan mempermalukan Pangeran Kerajaan!" cetus Pangeran Dimas.
Penasihat dengan tubuh sedikit bungkuk itu lantas keluar dari ruangan Pangeran dan berteriak meminta pertolongan pada pengawal yang berjaga di depan.
"Cepat! Pangeran seperti orang kerasukan!" titah Penasihat kelabakan. Tiga pengawal itu masih loading di tempat, sebelum sangat Penasihat menampar pipi salah satu dari mereka.
"Jangan melongo seperti itu. Cepat bantu aku mengatasi pangeran!" kata Penasihat sambil berlari memasuki ruangan Pangeran kembali.
Dua pengawal menahan lengan Pangeran mereka yang sedang rocker dengan kepala mengamuk. Satunya lagi memeluk Pangeran sambil menepuk-nepuk punggung tuannya itu. "Tenangkan diri Anda Pangeran," ucap pengawal yang dikenal paling soft di antara mereka bertiga.
"Memang apa bagusnya si juragan itu! Aku lebih kaya dan tampan. Bahkan seandainya jatuh miskin pun aku masih punya mata indah emas yang bisa kujual," ucap Pangeran menggebu-gebu.
"Iya, Pangeran yang paling tampan. Sekarang biar tampannya bertambah, Pangeran tenang dulu," balas pengawal itu mengintruksi dua temannya untuk melepaskan Pangeran mereka. Dia membawa Pangeran untuk duduk menenangkan diri.
Lihatlah, Zaro memang hebat dalam urusan kebatinan! batin kedua temannya.
Jika saja Alia ada di sini maka Alia akan bergidik geli sambil berkata, "Oh astaga. Itu cara menenangkan bocah ketika mengamuk."
Pangeran menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan perlahan. Dia sedang berusaha menenangkan diri. Jangan sampai beritanya yang kehilangan kendali jadi bahan gosip lagi setelah berita ditolak gadis disukainya tersebar. Apa yang akan dikatakan teman sebayanya nanti.
Pangeran meminta pangkal hidungnya. Dia sudah menahan emosi sejak perjalanan menuju istana, tapi saat sampai dia meledak bagaikan bom. Jika ibunya tahu tentang ini, entah apa yang akan terjadi.
"Kalian berempat, pastikan tidak menyebarkan kejadianku tadi," ucap Pangeran menatap mereka bergantian. Bawahannya mengangguk mendengar perintah yang terdengar seperti ancaman itu.
"Zaro, itu kan namamu?" tanya Pangeran menatap pengawalnya yang memiliki rambut coklat itu. "Kawal aku ketika aku harus pergi keluar istana. Aku rasa kau akan sangat dibutuhkan olehku."
Zaro tersentak, dia membungkuk hormat. "Dengan segala hormat hamba, saya akan mengawal Pangeran dengan sungguh-sungguh. Terima kasih atas kepercayaan Anda pada saya."
Ketiga pengawal itu lantas beranjak pergi dari ruangan dan kembali menjaga di depan. Kedua teman Zaro memberikan ucapan selamat atas 'kenaikan jabatan' secara tidak langsung tersebut. Artinya, dia akan menjadi pengawal pribadi Pangeran kan?
"Penasihat, tolong rapikan lagi hadiah ke dalam kereta kuda. Bila waktunya telah tiba, aku bisa memberikannya tanpa harus repot dahulu. Itu akan menjadi kejutan pada adik manis Alia. " Pangeran tersenyum dengan ucapannya sendiri. Tidak apa jika pemberian hadiah harus ditunda, asalkan nanti bisa diberikan dia tidak masalah. Masalahnya hanyalah si juragan bawang merah saja yang menjadi penghalangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Red Onion Stepsister
FantasyBagaimana rasanya masuk ke dalam dongeng yang bahkan tidak pernah kamu percayai? Alia baru saja merasakannya, dan dia menjadi pemeran utama Bawang Putih. Apa kabar dengan nasibnya setelah ini? Tidak. Alia harus melawan Bawang Merah! Sialnya, dongen...