01. AWALAN

660 39 69
                                    

_Bismillah_

"Aku telah melakukan sebuah kesalahan tanpa ada niat mengakhirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku telah melakukan sebuah kesalahan tanpa ada niat mengakhirinya."


«selamat membaca»

Kanara putri senjani, seorang gadis berambut sebahu itu menggapai tas sekolahnya yang tergeletak di ranjang. Kaki jenjangnya berjalan menuju cermin, bibir merah miliknya tertarik keatas membentuk senyuman tipis ketika melihat dirinya memakai seragam sekolah lagi.

Sejak tiga hari yang lalu kanara demam tinggi dan memutuskan untuk tidak sekolah, selama tiga hari berada di rumah membuat kanara merasa bosan dan bertekad bahwa ia harus sembuh.

Seragam berwarna putih serta rok hitam selutut terlihat sangat menawan di tubuh kanara ditambah Cardi gan berwarna peach yang barusan ia pakai, tak lupa ia menyemprotkan parfum favorit nya, vanilla.

Sudah siap untuk berangkat ke sekolah gadis itu mengambil kunci motornya di gantungan, tak sengaja pandangan kanara jatuh pada sebuah bingkai foto yang berada di atas meja. Tangan kanara bergerak mengambil foto itu, foto dirinya dan kedua sahabatnya.

Seulas senyum terpancar di wajah cantik Kanara ketika melihat foto masa kecil mereka, begitu menyenangkan dan banyak kenangan. Nampak di foto itu, Kanara, Kanaya dan Reynald tersenyum lebar menatap kamera. Sekelebat bayangan masa lalu memutar di otak Kanara seperti sebuah film lama.

Ah- Kanara ingin sekali memutar waktu, dan mencegah rasa yang tidak seharusnya datang, memilih untuk tidak mengulurkan tangan dan menjabat sebagai teman.

/////

"Awas!!"

Bruk

Gadis kecil itu terjatuh bersama anak laki laki yang barusan menyelamatkan nyawanya dipinggir jalan.

"Kamu bisa nyebrang gak sih?!" Anak laki-laki laki itu menatap Kanara tajam sembari membersihkan tanah yang menempel di bajunya.

Anak laki-laki dengan bola basket di satu tangannya mengulurkan tangan ke arah Kanara, hendak membantu berdiri. "Untung ada aku kalo ga-" ucapan Reynald terhenti ketika seseorang yang dia ajak bicara menangis.

"A-ku gak liat kalo ada truk," jawab Kanara, mengusap air matanya dengan lengan baju.

Seandainya tidak ada anak laki-laki ini, apa jadinya dia sekarang? Di bawa ke rumah sakit mungkin.

"Lain kali lihat-lihat, jangan sembrono. Ini tikungan, kendaraan dari arah sana gak bisa liat kamu kalo kamu nyebrang dari sini."

"I-ya makasih..."

////

"Rey!!"

Kanara berlari kearah Reynald dengan senyuman merekah, sejak insiden kemarin Kanara ingin berteman dengan Reynald dan kebetulan rumah mereka berdampingan.

"Lagi ngapain?" tanya Kanara penasaran saat melihat Reynald berjongkok dipinggir jalan.

"Ini lagi bantu anak kucing kecebur got," jawab Reynald, sembari mengangkat anak kucing berwarna putih yang terlihat kotor.

"Lucu banget, punya siapa?" tanya Kanara lagi. Menatap anak kucing itu dengan tatapan gemas.

Reynald mengangkat bahu, "gak tahu, mungkin liar."

"Aku rawat aja gimana?"

Kanara sama sekali tidak mempunyai peliharaan di rumah, gadis berumur sembilan tahun itu ingin sekali memiliki kucing. Dia tidak bisa mempunyai peliharaan berbulu seperti kucing karena mamanya alergi bulu.

Reynald mengangguk. "Boleh," jawab Reynald seraya menyerahkan kucing berbulu tebal itu ke tangan Kanara.

///

"Kanara!!"

Anak laki laki dengan layang layang ditangannya itu berlari menghampiri kanara dengan semangat, pikirnya ia akan mengajak gadis kecil itu untuk bermain layangan.

Kanara melambaikan tangan. "Rey!"

"Mau main gak?" tanya Reynald.

Gadis kecil itu nampak berfikir. "Aku mau main sama sepupu aku, kebetulan dia tinggal di rumah aku, kasihan kalo aku tinggal," ungkap Kanara.

"Ajak main aja sekalian!" Reynald menatap penuh harap pada Kanara.

Kanara mengangguk antusias. "Bentar aku panggil," kata nya, lantas berlari kedalam rumah untuk mengajak sepupu perempuan nya.

"Kenalin, ini Kanaya."

Kanara memperkenalkan sepupu perempuan nya pada Reynald, terlihat dia sangat bahagia karena mereka bisa bermain bersama.

Tangan mungil dengan jam tangan berwarna merah muda itu mengulurkan tangan kepada Reynald. "Kanaya," ucapnya disertai senyuman.

"Dia manis sekali," batin Reynald

Anak laki laki itu menggeleng cepat. "Reynald, panggil aja Rey." Dijabatnya tangan Kanaya dengan antusias, ikatan pertemanan pun terjalin.

"Udah kenalan kan? Ayo main!" seru Kanara, menarik tangan Reynald dan Kanaya.

//

"Gue suka sama Kanaya."

Jantung Kanara berpacu cepat, waktu terasa berhenti. Gadis itu mendadak linglung, bingung harus merespon apa. Dan kenapa ada segelintir rasa kecewa dalam hati nya?

"Lo mau bantu gue gak?" tanya Reynald menyadarkan Kanara dari lamunan.

"Eh- bantu apa?"

"Bantu deketin gue sama Kanaya, dia sepupu Lo kan? Tanya tipe cowok nya kaya apa," ucap Reynald membuat Kanara mati kutu.

Cowok itu tersenyum. "Baru kali ini gue ngerasain suka sama seseorang, ini pertama kali nya, ra." Reynald berkata dengan mata berbinar, Kanaya memang gadis cantik dan menarik. Sejak pertemuan pertama pun cowok itu sudah tertarik, sudah empat tahun berlalu.

"Bantu gue, ya?" pinta Reynald tanpa sadar bahwa Kanara berat hati. Dia tidak peka, selalu seperti itu.

"Ya."

/

"Pokoknya kita harus sahabatan selamanya," ucap Kanaya.

"Kalo ada salah satu diantara kita naruh rasa lebih sebagai sahabat, musuhin aja."


\To be continued\


Untuk ke part-part selanjutnya
Siapin hati, tahan emosi, sedia tisu!!

8 januari 2022

KANARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang